Ayat Keluaran 26:5 memberikan sebuah detail penting mengenai konstruksi Kemah Suci yang merupakan pusat ibadah bangsa Israel pada masa itu. Frasa "lima belas lipatan pada tirai yang kedua, dan lima belas lipatan pada tepi tirai yang kedua itu dapat disambung-sambung" menyoroti ketelitian dan keindahan yang menjadi ciri khas segala sesuatu yang berkaitan dengan kehadiran ilahi.
Kemah Suci, sebagai tempat kediaman Allah di tengah umat-Nya, dirancang dengan standar yang sangat tinggi. Setiap elemen, mulai dari bahan yang digunakan hingga cara perakitannya, memiliki makna simbolis dan fungsional. Tirai-tirai yang membentuk dinding dan atap Kemah Suci terbuat dari bahan-bahan pilihan, seperti linen halus yang dicelup warna ungu, ungu muda, dan merah, serta dihiasi dengan kerubim bersulam. Kombinasi warna dan motif ini tidak hanya menciptakan tampilan visual yang memukau, tetapi juga merefleksikan kekudusan dan kemuliaan Tuhan.
Perintah untuk membuat tirai dengan lima belas lipatan yang disambung-sambung menunjukkan pentingnya kesatuan dan kelengkapan. Lipatan-lipatan ini kemungkinan besar berfungsi untuk memberikan struktur, kekuatan, dan tekstur yang diperlukan agar tirai dapat terbentang dengan kokoh. Sambungan antara tirai-tirai tersebut harus rapi dan kuat, menyiratkan bahwa dalam pembangunan spiritual pun, setiap bagian harus terjalin erat dan harmonis. Hal ini mengajarkan kita bahwa setiap elemen, sekecil apapun, berperan penting dalam mewujudkan keutuhan dan keindahan suatu karya.
Keluaran 26:5 juga menekankan aspek presisi dalam setiap detail. Perintah yang spesifik mengenai jumlah lipatan dan cara menyambungnya menunjukkan bahwa tidak ada ruang untuk kelalaian atau kecerobohan. Dalam konteks spiritual, hal ini bisa diartikan sebagai panggilan untuk memberikan yang terbaik dalam segala sesuatu yang kita lakukan bagi Tuhan. Ketelitian dan dedikasi dalam setiap tindakan merupakan bentuk penghormatan kita kepada-Nya.
Implementasi instruksi ini, sebagaimana dicatat dalam Kitab Keluaran, menunjukkan bahwa bangsa Israel mematuhi setiap firman Tuhan dengan setia. Kemah Suci yang akhirnya berdiri tegak, dengan tirai-tirainya yang indah tersusun, menjadi saksi bisu dari ketaatan dan iman mereka. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa dalam membangun hubungan dengan Tuhan dan dalam melayani sesama, kita dipanggil untuk mengutamakan keindahan, ketelitian, dan kesatuan.
Fokus pada keluaran 26 5 mengundang kita untuk merenungkan bagaimana detail-detail kecil dapat berkontribusi pada gambaran yang lebih besar dan lebih indah. Seperti tirai-tirai yang disambung dengan rapi untuk membentuk satu kesatuan yang megah, demikian pula hidup kita dipanggil untuk dijalani dengan kesungguhan, integritas, dan kasih, sehingga menghasilkan karya yang memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang.