Keluaran 27 10

Maka mengenai mezbah itu, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, jadi persegi empat, dan tiga hasta tingginya. Dan tanduk-tanduknya pada keempat penjurunya, yang dibuat dari satu bahan dengan mezbah itu, dan mezbah itu haruslah dilapisi tembaga.

Keluaran 27 10 Mezbah Tembaga

Ilustrasi Konsep Mezbah Tembaga

Menggali Makna Keluaran 27 10

Ayat Keluaran 27 10 memberikan deskripsi yang sangat spesifik mengenai pembangunan mezbah yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Musa. Ini bukanlah sekadar detail arsitektur, melainkan sebuah instruksi yang sarat makna dan fungsi spiritual. Mezbah ini menjadi pusat ibadah dalam Kemah Suci, tempat di mana umat Israel akan mempersembahkan korban sebagai tanda penebusan dan pemulihan hubungan mereka dengan Tuhan.

Perintah untuk membangun mezbah dengan ukuran lima hasta panjang, lima hasta lebar, dan tiga hasta tinggi, serta dilapisi tembaga, bukanlah sesuatu yang sembarangan. Tembaga, sebagai logam yang digunakan, seringkali melambangkan penghakiman dan penyucian. Ini mengingatkan kita bahwa pendamaian dengan Tuhan tidak lepas dari kesadaran akan dosa dan kebutuhan akan pengampunan. Empat tanduk di setiap penjurunya juga memiliki arti penting, melambangkan perlindungan dan kuasa. Siapapun yang memegang tanduk mezbah dianggap mencari perlindungan dan pengampunan.

Relevansi di Masa Kini

Meskipun kita tidak lagi mendirikan mezbah fisik seperti yang dijelaskan dalam Keluaran 27 10, prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya tetap relevan. Konsep pendamaian, penyucian, dan perlindungan ilahi masih menjadi inti dari iman banyak orang. Mezbah fisik di masa Perjanjian Lama seringkali dipandang sebagai bayangan dari pengorbanan Kristus yang sempurna di kayu salib. Pengorbanan ini merupakan penggenapan dari segala korban yang dipersembahkan di mezbah-mezbah sebelumnya, menawarkan pengampunan dosa yang kekal dan jalan masuk yang baru kepada Tuhan.

Memahami detail seperti "keluaran 27 10" mengajak kita untuk merenungkan keseriusan Tuhan dalam menjaga kekudusan-Nya dan juga kedalaman kasih-Nya dalam menyediakan jalan bagi umat-Nya untuk mendekat kepada-Nya. Setiap elemen dalam desain mezbah tersebut memiliki tujuan, mulai dari bahan yang digunakan hingga bentuk dan fungsinya. Ini menunjukkan bahwa dalam ibadah, ketelitian dan ketaatan pada perintah Tuhan sangatlah penting.

Lebih jauh lagi, instruksi yang detail ini menegaskan bahwa Tuhan bukan hanya peduli pada aspek spiritual abstrak, tetapi juga pada implementasi praktisnya. Pembangunan mezbah tembaga ini adalah langkah konkret yang diambil untuk membangun komunitas yang beriman dan taat kepada perintah-Nya. Melalui pemahaman akan ayat-ayat seperti ini, kita dapat semakin menghargai rencana keselamatan yang telah Tuhan sediakan dan bagaimana Ia secara konsisten memimpin umat-Nya menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri-Nya.