"Tempatkanlah parit itu di sekeliling mezbah itu, dari tepinya sampai tiga hasta tingginya, dan buatlah bingkai-bingkai dari tembaga di sekeliling mezbah itu."
Ayat ini, yang tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 27 ayat 5, memberikan instruksi detail mengenai pembangunan mezbah persembahan bakaran di Kemah Suci. Perintah mengenai "parit" dan "bingkai dari tembaga" mungkin tampak teknis, namun di dalamnya terkandung makna simbolis dan praktis yang mendalam. Parit yang mengelilingi mezbah, dengan ketinggian tiga hasta, menunjukkan sebuah pembatas yang jelas. Pembatas ini bukan sekadar fisik, tetapi juga simbolis, menandakan kesucian dan pemisahan area persembahan dari area umum. Ini adalah tempat di mana umat beriman diperintahkan untuk membawa persembahan mereka, sebuah ruang yang dikhususkan untuk ibadah dan penyembahan kepada Tuhan.
Bingkai dari tembaga yang disebutkan dalam ayat ini juga memiliki peran penting. Tembaga, sebagai logam yang kuat dan tahan lama, seringkali melambangkan penghakiman dan pemurnian dalam konteks Alkitab. Dalam konteks mezbah persembahan, tembaga dapat diartikan sebagai mengingatkan bahwa persembahan yang dipersembahkan haruslah murni dan tanpa cela. Api yang menyala di atas mezbah ini adalah representasi kehadiran Tuhan dan proses penyucian dosa melalui persembahan. Penggunaan tembaga dalam bingkai menunjukkan bahwa area ini adalah tempat interaksi antara manusia dengan Tuhan, sebuah tempat yang memerlukan ketulusan dan ketaatan pada perintah-Nya. Keluaran 27:5 adalah pengingat yang kuat bahwa dalam ibadah kita, ada struktur, kekudusan, dan proses yang diperintahkan oleh Tuhan sendiri. Perintah ini bukan hanya tentang material bangunan, tetapi juga tentang sikap hati yang harus dibawa saat mendekat kepada Yang Maha Kudus.
Lebih dari sekadar detail konstruksi, instruksi ini menekankan pentingnya ketepatan dalam pelaksanaan perintah Tuhan. Tuhan menetapkan standar-Nya, dan umat-Nya dipanggil untuk mematuhinya dengan cermat. Mezbah persembahan bakaran menjadi pusat ibadah di Kemah Suci, tempat umat Israel berdamai dengan Tuhan dan memelihara hubungan mereka dengan-Nya. Setiap detail, termasuk parit dan bingkai tembaga, berkontribusi pada kesucian dan keefektifan mezbah tersebut dalam menjalankan fungsinya. Ayat ini menyoroti bahwa dalam setiap aspek kehidupan rohani, termasuk persembahan, ada sebuah struktur yang menuntun menuju kesempurnaan. Memahami dan menerapkan detail-detail ini adalah bagian dari penghormatan kita kepada Tuhan. Keluaran 27:5 mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita mendekati Tuhan dalam ibadah kita, memastikan bahwa kita melakukannya sesuai dengan kehendak-Nya, dengan hati yang tulus dan perhatian pada setiap detail yang telah ditetapkan.
Keberadaan mezbah persembahan, lengkap dengan detail instruksinya seperti yang tercantum dalam Keluaran 27:5, mengingatkan kita akan sifat perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Ini adalah sebuah ruang yang memfasilitasi komunikasi dan rekonsiliasi. Umat beriman diperintahkan untuk membawa persembahan mereka ke tempat yang ditentukan, menunjukkan pengakuan atas otoritas Tuhan dan kebutuhan mereka akan pengampunan. Parit dan bingkai tembaga menjadi bagian integral dari penandaan ruang sakral ini, menegaskan batasan antara yang kudus dan yang biasa, serta mengingatkan akan sifat penghakiman Tuhan yang memurnikan. Sebagai umat masa kini, kita dapat melihat ini sebagai prinsip bahwa ibadah kita kepada Tuhan seharusnya dilakukan dengan penghormatan, keseriusan, dan ketaatan pada ajaran-Nya. Detail-detail seperti yang dijelaskan dalam Keluaran 27:5 bukanlah sekadar kisah masa lalu, tetapi prinsip abadi tentang bagaimana kita berelasi dengan Tuhan.