Keluaran

Pasal 27, Ayat 7

"Dan hendaklah engkau meletakkan kerub-kerub dari emas, dibuat dari pahatan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu."
Simbol Kerub Emas dan Kehadiran Ilahi Melambangkan Kehadiran Suci yang Terjaga

Ayat ini, yang berasal dari kitab Keluaran 27:7, memberikan instruksi rinci mengenai pembuatan Tabut Perjanjian, sebuah objek sakral yang sangat penting dalam ibadah bangsa Israel kuno. Fokus utama ayat ini adalah pada pemasangan kerub-kerub emas di kedua ujung tutup pendamaian (kapporet).

Keberadaan kerub-kerub ini bukanlah sekadar ornamen. Dalam tradisi keagamaan, kerub sering digambarkan sebagai makhluk surgawi yang menjaga kesucian dan kehadiran ilahi. Posisinya di kedua sisi tutup pendamaian, yang merupakan penutup peti berharga yang berisi loh batu perjanjian, menekankan bahwa Tabut adalah tempat istimewa di mana Allah bersemayam di antara umat-Nya. Emas yang digunakan untuk membuatnya melambangkan kemuliaan, kekudusan, dan nilai ilahi yang tak terhingga.

Perintah untuk membuat kerub-kerub dari "pahatan" menunjukkan adanya keahlian tangan manusia yang terampil dalam menciptakan sesuatu yang indah dan bermakna. Ini adalah perpaduan antara karya ilahi (instruksi dan kehadiran-Nya) dan karya manusia (kerajinan tangan yang presisi). Ayat Keluaran 27:7 mengingatkan kita akan pentingnya menghormati tempat-tempat suci dan segala sesuatu yang melambangkan kehadiran Tuhan.

Makna yang lebih dalam dari ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai pengingat bahwa jalan iman kita perlu dijaga kesuciannya. Kerub-kerub emas itu berfungsi sebagai penjaga, memastikan bahwa hanya kesucian yang dapat mendekat pada kehadiran ilahi. Demikian pula, dalam perjalanan rohani kita, kita dipanggil untuk menjaga hati dan pikiran kita agar tetap murni dan terfokus pada Tuhan.

Di era modern ini, makna dari Keluaran 27:7 tetap relevan. Meskipun kita mungkin tidak lagi membuat tabut fisik, kita membangun "tabut" iman kita sendiri melalui doa, perenungan firman Tuhan, dan tindakan kasih. Kerub-kerub emas tersebut dapat menjadi metafora bagi nilai-nilai luhur yang harus kita pegang teguh: kejujuran, integritas, kasih, dan kerendahan hati. Mereka mengingatkan kita untuk selalu sadar akan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, menjaga agar "pintu" hati kita terbuka bagi-Nya dan tertutup bagi hal-hal yang menjauhkan kita dari-Nya.

Setiap detail dalam instruksi ilahi ini memiliki makna yang mendalam. Dari bahan emas yang berkilauan hingga pahatan yang detail, semuanya diarahkan untuk menciptakan sebuah objek yang penuh makna simbolis. Ayat ini menginspirasi kita untuk melihat keindahan dalam kesucian dan untuk selalu menghargai anugerah kehadiran ilahi dalam kehidupan sehari-hari, menerangi jalan iman kita dengan cahaya-Nya.