Keluaran 28:20 - Tentang Batu Permata dan Keindahan

"Dan batu permata yang empat dalam permata itu harus dipasangkan, tersusun dalam bingkai emasnya; nama suku Israel harus tersurat pada masing-masing dari kelima belas batu itu, tiga nama pada sebuah batu, dan dua nama pada sebuah batu, demikianlah yang diperintahkan TUHAN kepada Musa."
Reu Sir Dan Gad Ase
Ilustrasi Papan Batu Permata dengan Nama Suku Israel

Keluaran 28:20 memaparkan sebuah detail penting dari desain pakaian keimaman tinggi yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Musa. Ayat ini secara spesifik menyoroti pengaturan batu permata pada lempengan dada (ephod), sebuah bagian krusial dari busana yang dikenakan oleh Imam Besar saat menjalankan tugas keagamaan. Deskripsi ini bukan sekadar rancangan ornamen, melainkan sebuah gambaran yang sarat makna simbolis dan praktis dalam konteks ibadah Israel kuno. Ayat ini menyebutkan adanya empat baris batu permata, dengan masing-masing baris memiliki sejumlah batu yang berbeda, dan totalnya ada tiga belas batu permata. Namun, ayat ini secara khusus berfokus pada lima belas batu permata dan bagaimana nama-nama suku Israel diukirkan pada batu-batu tersebut.

Dalam ayat ini, kita menemukan instruksi mengenai lima belas batu permata yang akan dipasangkan pada bingkai emas. Yang menarik adalah penekanan pada penulisan nama-nama suku Israel pada batu-batu tersebut. Tiga nama akan diukir pada satu batu, dan dua nama pada batu lainnya. Pengaturan ini mungkin terkesan rumit, namun di balik kerumitan itu tersimpan sebuah keindahan desain ilahi yang memadukan estetika visual dengan makna teologis. Penggunaan batu permata yang berharga dan emas, bahan-bahan yang melambangkan kemuliaan dan kesucian, mencerminkan keagungan Tuhan yang dilayani oleh Imam Besar.

Pengaturan batu permata yang beraneka warna dan gemerlap, beserta nama-nama suku yang terukir di atasnya, menciptakan sebuah visual yang memukau. Warna-warna cerah dan sejuk yang diasosiasikan dengan batu permata, seperti biru safir, hijau zamrud, atau merah delima, mungkin dipilih bukan hanya karena keindahannya semata, tetapi juga karena makna simbolis yang terkait dengan setiap jenis batu dan warna tersebut dalam budaya kuno. Setiap batu yang berkilau seperti bintang di kegelapan, menjadi pengingat akan janji Tuhan yang abadi dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya.

Lebih dari sekadar perhiasan, lempengan dada ini berfungsi sebagai simbol perwakilan. Imam Besar, dengan lempengan yang memuat nama-nama semua suku Israel, secara harfiah membawa umatnya di hadapan Tuhan. Hal ini menandakan bahwa Imam Besar bertindak sebagai mediator, yang senantiasa mengingat dan mewakili kepentingan seluruh umat di hadapan Sang Pencipta. Bentuknya yang lebar dan berbingkai emas, ditambah dengan kilauan batu permata, menjadikannya pusat perhatian pada pakaian Imam Besar, menegaskan peran vitalnya dalam sistem ibadah. Keindahan visual yang dihadirkan oleh perpaduan batu permata dan ukiran nama menjadi cerminan dari hubungan yang dijaga Tuhan dengan umat pilihan-Nya, sebuah hubungan yang indah, berharga, dan penuh makna.