Keluaran 28:5

"Dan mereka harus mengambil emas, kain ungu kebiru-biruan dan kain ungu kemerah-merahan, dan kain lenan halus untuk membuat pakaian ibadat, yaitu efod dan peti yang berhias."
Detail Pakaian Imam Besar Emas, Biru Tua, Ungu Tua, Putih Halus

Ayat Keluaran 28:5 membuka jendela ke dalam dunia kekudusan dan persembahan dalam tradisi keagamaan kuno. Ayat ini memberikan instruksi rinci mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pakaian khusus bagi para imam, terutama pakaian ibadat yang akan dikenakan oleh Imam Besar. Penekanan pada pemilihan bahan-bahan seperti emas, kain ungu kebiru-biruan, kain ungu kemerah-merahan, dan kain lenan halus menunjukkan betapa pentingnya detail dan kesucian dalam setiap aspek ibadah. Setiap elemen memiliki makna simbolisnya sendiri, mencerminkan kemuliaan Tuhan dan status khusus para pelayan-Nya.

Kita dapat melihat bahwa warna-warna yang disebutkan bukanlah pilihan acak. Emas, dengan kilauannya yang abadi, melambangkan keilahian, kemuliaan, dan kekayaan surgawi Tuhan. Kain ungu kebiru-biruan (seringkali diinterpretasikan sebagai warna nila atau biru tua) bisa melambangkan langit, kesetiaan, dan otoritas ilahi. Sementara itu, kain ungu kemerah-merahan (bisa jadi terkait dengan warna ungu tua atau merah keunguan) sering dikaitkan dengan kerajaan, darah, dan pengorbanan. Terakhir, kain lenan halus, yang putih dan bersih, melambangkan kesucian, kebenaran, dan ketidakcacatan. Kombinasi warna-warna ini dalam satu pakaian menciptakan gambaran yang kaya dan penuh makna, mencerminkan sifat-sifat Tuhan yang sempurna dan tuntutan kesucian bagi mereka yang mendekat kepada-Nya.

Pakaian Imam Besar ini bukan sekadar busana, melainkan sebuah pernyataan teologis. Ketika Imam Besar mengenakan pakaian ini, ia tidak hanya bertindak sebagai wakil umat di hadapan Tuhan, tetapi juga membawa visualisasi dari berbagai atribut ilahi. Efod dan peti yang berhias adalah dua komponen utama yang disebutkan. Efod kemungkinan adalah semacam jubah luar atau celemek yang dikenakan di atas pakaian lain, seringkali dihiasi dengan batu-batu berharga. Peti yang berhias, yang dikenal sebagai "hoshen mishpat" atau "papan dada penghakiman," adalah bagian yang sangat penting. Di dalamnya terdapat dua belas batu permata, masing-masing melambangkan salah satu suku Israel. Ini menunjukkan bahwa Imam Besar membawa seluruh umat di hatinya saat ia melayani di hadapan Tuhan.

Memahami ayat seperti Keluaran 28:5 memberikan wawasan mendalam tentang cara Tuhan mengatur ibadah-Nya. Bahkan dalam detail terkecil sekalipun, ada tujuan dan makna. Ini mengajarkan kita untuk memperlakukan hal-hal yang kudus dengan hormat dan kesungguhan. Dalam konteks modern, meskipun kita mungkin tidak lagi mengenakan pakaian serupa, prinsip kesucian dan penghormatan dalam mendekati Tuhan tetap relevan. Kita dipanggil untuk datang kepada-Nya dengan hati yang bersih, pikiran yang fokus, dan pengabdian yang tulus, mengenakan "pakaian" rohani yang telah disediakan melalui iman kepada Kristus.

Keluaran 28:5 juga mengingatkan kita pada konsep berkat yang datang melalui penataan ilahi. Ketika umat mengikuti instruksi Tuhan, mereka dapat mengalami perkenanan dan hadirat-Nya. Bahan-bahan mahal dan rumit yang digunakan bukan hanya untuk estetika, tetapi untuk menghormati Tuhan secara maksimal. Ini adalah pengingat bahwa apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan, baik waktu, talenta, atau sumber daya materi, harus dilakukan dengan kualitas terbaik yang kita bisa, sebagai bentuk penyembahan yang sejati. Keyword keluaran 28 5 sering kali dicari oleh mereka yang ingin memahami lebih dalam tentang ritual dan simbolisme dalam Kitab Suci, dan ayat ini memang menjadi salah satu fondasi penting dalam studi tersebut.