"Juga engkau harus memasang dua batu unam di atas tutup bahu efod itu, sebagai batu peringatan bagi bani Israel; Harun harus memikul nama mereka di hadapan TUHAN pada kedua bahunya, sebagai batu peringatan."
Kitab Keluaran dalam Alkitab menguraikan secara rinci segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan Kemah Suci dan penetapan imam untuk melayani di hadapan Tuhan. Salah satu bagian yang paling menarik adalah deskripsi mengenai pakaian kebesaran yang harus dikenakan oleh Imam Besar, Harun, dan para imamnya. Ayat Keluaran 28:9 memberikan instruksi spesifik mengenai elemen penting dari pakaian Imam Besar, yaitu memasang dua batu unam pada tutup bahu efod (jubah luar imam). Batu-batu ini bukanlah sekadar ornamen, melainkan memiliki makna simbolis yang mendalam berkaitan dengan pelayanan dan tanggung jawab Harun sebagai wakil umat Israel.
Perintah ini menekankan bahwa Harun harus memikul nama bangsa Israel pada kedua bahunya, di hadapan Tuhan. Batu-batu unam tersebut berfungsi sebagai batu peringatan. Ini berarti bahwa setiap kali Harun mengenakan pakaian kebesarannya untuk melaksanakan tugas imamatnya, ia diingatkan akan beban dan tanggung jawab yang ia pikul. Nama-nama suku Israel terukir di atas batu-batu itu, menandakan bahwa mereka selalu dibawa dalam doa dan permohonan Harun di hadirat Tuhan yang Mahakudus. Ini adalah gambaran indah tentang perwakilan ilahi, di mana seorang manusia dipilih untuk menjadi jembatan antara Allah dan umat-Nya.
Efod sendiri adalah pakaian luar yang istimewa bagi Imam Besar, terbuat dari bahan-bahan pilihan seperti emas, benang biru, ungu, dan merah, serta lenan halus. Tutup bahu yang tempat batu unam dipasang juga merupakan bagian integral dari efod. Pemasangan batu-batu ini menunjukkan perhatian detail Tuhan dalam setiap aspek ibadah yang benar. Batu-batu ini tidak hanya mewakili suku-suku Israel secara kolektif, tetapi juga menyoroti pentingnya setiap individu di dalam kawanan umat Tuhan. Harun tidak hanya membawa nama-nama suku, tetapi secara implisit, ia membawa setiap jiwa yang tergabung dalam suku tersebut ke hadapan Tuhan.
Makna penting ini tidak hanya berlaku pada zaman kuno. Konsep perwakilan dan tanggung jawab imamat ini menjadi bayangan dari pelayanan Yesus Kristus, Imam Besar Agung kita. Seperti Harun yang memikul nama Israel pada bahunya, Yesus memikul dosa seluruh umat manusia di kayu salib. Perintah dalam Keluaran 28:9 mengajarkan kita tentang kebesaran anugerah Tuhan yang menyediakan cara bagi manusia untuk mendekat kepada-Nya, dan pentingnya mereka yang melayani umat Tuhan untuk selalu membawa umatnya dalam doa dan kesadaran akan panggilan mereka. Ini adalah pengingat visual tentang bagaimana Tuhan memperhatikan setiap detail dalam hubungan-Nya dengan umat-Nya, bahkan dalam pakaian yang dikenakan oleh para wakil-Nya.
Lebih jauh lagi, penggunaan batu-batu berharga pada pakaian kebesaran imam seringkali dikaitkan dengan keindahan dan kemuliaan surgawi. Batu-batu unam, meskipun detail spesifiknya tidak selalu jelas dalam narasi Alkitab, kemungkinan merupakan permata yang indah dan berharga, melambangkan kekayaan dan keagungan Ilahi. Keberadaan mereka pada pakaian Imam Besar memperkuat citra kemuliaan Tuhan dan keseriusan dari tugas pelayanan yang ia lakukan. Ini juga menjadi metafora bahwa umat Tuhan adalah berharga di mata Tuhan, layak untuk diwakili di hadapan-Nya dengan simbol-simbol kemuliaan. Tanggung jawab Imam Besar adalah untuk menghadirkan umat di hadapan Tuhan dalam kesucian dan kehormatan, sesuai dengan standar yang Tuhan tetapkan.