"Dan engkau harus menyembelih domba jantan itu, dan mengambil darahnya, dan memercikkannya pada mezbah sekelilingnya."
Ayat Keluaran 29:13 ini merupakan bagian penting dari ritual konsekrasi Harun dan putra-putranya sebagai imam-imam pertama dalam tradisi Israel. Tindakan mengambil darah domba jantan dan memercikkannya pada mezbah memiliki makna simbolis yang mendalam. Ini bukan sekadar tindakan seremonial belaka, melainkan sebuah representasi dari penebusan, pemurnian, dan pemberian anugerah ilahi. Darah menjadi sarana untuk mensucikan mezbah dan para imam, mempersiapkan mereka untuk melayani di hadapan Tuhan. Keluaran 29:13, meskipun merupakan bagian dari instruksi spesifik bagi para imam, memancarkan tema universal tentang bagaimana berkat ilahi sering kali datang melalui pengorbanan dan pemurnian. Dalam konteks spiritual, ayat ini mengajarkan bahwa kesucian dan kedekatan dengan Tuhan menuntut suatu bentuk pembersihan, baik itu dari dosa, ketidaklayakan, atau keterpisahan. Percikan darah pada mezbah melambangkan tindakan Tuhan dalam mendamaikan umat-Nya dan menyediakan jalan bagi mereka untuk mendekat kepada-Nya dengan kesucian. Relevansi ayat ini melampaui zaman perjanjian lama. Banyak tradisi keagamaan, termasuk Kekristenan, melihat percikan darah ini sebagai bayangan dari pengorbanan Kristus di kayu salib. Darah Kristus yang dicurahkan di kayu salib dipandang sebagai penebusan tertinggi yang membersihkan umat manusia dari dosa dan memungkinkan hubungan yang diperbarui dengan Allah. Dalam pengertian ini, firman Tuhan dalam Keluaran 29:13 menjadi janji akan anugerah yang lebih besar, sebuah aliran berkat ilahi yang mengalir melalui pengorbanan Kristus, memberikan kesucian dan akses kepada hadirat Tuhan. Lebih jauh lagi, konsep penyucian melalui percikan darah mengajarkan tentang pentingnya ketaatan dan penghormatan dalam hubungan dengan Tuhan. Para imam harus mengikuti instruksi Tuhan dengan cermat untuk memastikan ritus tersebut diterima. Demikian pula, kita diundang untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan, bukan sebagai cara untuk mendapatkan keselamatan, tetapi sebagai respons terhadap anugerah yang telah diberikan. Melalui Kristus, kita juga telah dipercik dengan darah-Nya, menjadikan kita kudus dan layak untuk mendekat kepada Bapa. Dengan demikian, ayat Keluaran 29:13 bukan hanya catatan sejarah ibadah, tetapi sebuah pengingat abadi bahwa berkat ilahi, akses kepada Tuhan, dan pengampunan dosa sering kali datang melalui pengorbanan yang suci. Ini adalah sebuah undangan untuk menerima pemurnian yang ditawarkan Tuhan dan hidup dalam persekutuan yang diperbarui dengan-Nya, merasakan aliran anugerah dan berkat-Nya yang tiada henti.