Simbol pengabdian yang tulus A

Keluaran 29:38

"Di atas semuanya itu, dua ekor domba setiap hari harus kamu persembahkan kepada TUHAN, berturut-turut sebagai korban bakaran."

Ayat Keluaran 29:38 membawa kita ke jantung ritual ibadah yang diperintahkan Allah kepada umat-Nya. Perintah ini adalah bagian dari instruksi rinci mengenai pendirian dan pelayanan Kemah Suci, sebuah tempat tinggal Allah di tengah umat-Nya. Fokus utama dari ayat ini adalah pengulangan dan konsistensi dalam persembahan korban bakaran, yaitu dua ekor domba setiap hari. Ini bukan sekadar ritual sesaat, melainkan sebuah rutinitas yang harus dijalankan secara teratur.

Dalam konteks Perjanjian Lama, korban bakaran melambangkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dan pengakuan akan ketergantungan total manusia kepada-Nya. Dengan mempersembahkan domba setiap hari, umat Israel diingatkan untuk terus menerus mendekatkan diri kepada Tuhan, mengakui dosa-dosa mereka, dan memohon belas kasihan-Nya. Tindakan ini menciptakan sebuah ritme spiritual dalam kehidupan mereka, menjaga kesadaran akan kehadiran Allah dan pentingnya ketaatan.

Makna Kehidupan Sehari-hari

Kita dapat menarik pelajaran berharga dari perintah ini untuk kehidupan modern kita. Perintah untuk mempersembahkan dua ekor domba setiap hari, berturut-turut, mengajarkan kita tentang pentingnya devosi yang konsisten. Dalam kesibukan hidup kita, seringkali kita mudah melupakan waktu untuk berdoa, merenungkan firman Tuhan, atau sekadar mengucap syukur. Namun, seperti korban bakaran harian ini, waktu yang kita dedikasikan untuk berhubungan dengan Tuhan harus menjadi prioritas, dijalankan secara rutin dan tanpa kompromi.

Perintah ini juga menyoroti aspek pengorbanan. Persembahan korban ini memerlukan biaya dan usaha. Dalam konteks spiritual kita, ini bisa berarti mengorbankan waktu luang, kenyamanan, atau keinginan pribadi demi melakukan kehendak Tuhan. Menerima dan menjalani prinsip keluaran 29 38 berarti kita siap untuk secara teratur memberikan yang terbaik dari diri kita, waktu, tenaga, dan bahkan sumber daya kita, sebagai bentuk penghargaan dan ketaatan kepada Sang Pencipta.

Inisiatif dan Komitmen Spiritual

Perintah untuk mempersembahkan korban bakaran 'berturut-turut' menggarisbawahi pentingnya inisiatif dalam menjalani iman. Ini bukan tentang menunggu dorongan sesaat, tetapi tentang komitmen yang terencana. Sama seperti para imam yang harus bangun pagi untuk melaksanakan tugas mereka setiap hari, kita pun dipanggil untuk secara proaktif mencari hadirat Tuhan. Komitmen spiritual yang teratur akan memperkuat iman kita, memurnikan hati kita, dan membuat kita lebih peka terhadap panggilan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.

Dua ekor domba melambangkan kelengkapan dan kesempurnaan dalam persembahan. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan layak menerima yang terbaik dari kita. Walaupun kita tidak lagi mempersembahkan korban hewan, kita dipanggil untuk mempersembahkan diri kita sebagai "korban yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah" (Roma 12:1). Artinya, seluruh hidup kita—pikiran, perkataan, perbuatan, dan sikap hati—harus menjadi persembahan yang terus menerus kepada Tuhan. Dengan merenungkan keluaran 29 38, mari kita tingkatkan komitmen kita untuk hidup dalam ketaatan dan pengabdian yang setia, setiap hari, sebagai wujud cinta kita kepada Tuhan. Tampilan yang sejuk cerah dari ayat ini seharusnya menginspirasi kita untuk membawa semangat yang sama dalam hubungan kita dengan Tuhan.