Simbol pemulihan dan kehadiran ilahi
Ayat Keluaran 29:44 ini merupakan salah satu janji terindah dari Tuhan kepada umat-Nya. Di tengah kompleksitas ritual imamat yang baru saja ditetapkan, firman ini hadir sebagai penegasan akan tujuan utama dari seluruh tatanan ibadah tersebut: yaitu kekudusan dan kehadiran Tuhan di antara umat-Nya. Janji ini bukan sekadar retorika, melainkan dasar fundamental dari hubungan antara Allah dan umat pilihan-Nya dalam perjanjian.
Dalam konteks keluaran 29 44, kita melihat bahwa kekudusan yang dijanjikan adalah sebuah tindakan aktif dari Allah sendiri. Tuhan berfirman, "Aku akan menguduskan...". Ini berarti bahwa Israel, melalui ritual yang ditetapkan, tidak menciptakan kekudusan itu sendiri, melainkan menjadi penerima dari kekudusan yang dikaruniakan Allah. Ini adalah pengingat penting bagi kita bahwa kekudusan sejati berasal dari Tuhan dan Ia sendiri yang memampukan kita untuk hidup kudus.
Penting untuk memahami implikasi dari kata "menguduskan". Menguduskan berarti memisahkan sesuatu dari kenajisannya dan menjadikannya milik Tuhan. Dalam konteks ini, perkemahan Israel yang tadinya mungkin dipenuhi dengan aspek-aspek duniawi, kini dijanjikan untuk dikuduskan. Demikian pula, mezbah Harun dan anak-anaknya, yang menjadi pusat ibadah dan penebusan dosa, dikonfirmasikan akan kekudusannya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap aspek kehidupan umat Tuhan, terutama dalam penyembahan dan peribadatan, harus mencerminkan kesucian-Nya.
Janji ini juga memiliki makna mendalam bagi kaum minoritas dan komunitas yang terpinggirkan. Dalam setiap waktu dan tempat, ketika komunitas kita, dengan segala kekurangan dan tantangannya, memfokuskan diri pada Tuhan dan berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya, kita dapat mempercayai janji ini. Tuhan berjanji untuk hadir dan menguduskan, bukan karena kelayakan kita, tetapi karena kasih karunia-Nya.
Keluaran 29:44 adalah mercusuar harapan. Ia mengingatkan kita bahwa melalui pengorbanan Kristus, kita kini memiliki akses kepada kekudusan Tuhan. Dosa kita telah ditebus, dan Roh Kudus mendiami kita, memampukan kita untuk hidup kudus. Sama seperti Tuhan hadir di perkemahan Israel, Ia juga hadir di tengah-tengah gereja-Nya, yang merupakan umat kudus-Nya. Perjuangan untuk hidup kudus mungkin tidak mudah, tetapi kita tidak sendirian. Allah sendiri yang berinisiatif untuk menguduskan kita, dan Ia akan menyempurnakan pekerjaan-Nya sampai pada hari kedatangan Kristus.
Mari kita renungkan firman ini dan biarkan ia menginspirasi kita untuk senantiasa memprioritaskan kekudusan dalam segala aspek kehidupan kita. Dengan pengingat akan janji keluaran 29 44 ini, semoga kita terus bertumbuh dalam pengenalan akan Dia yang telah memanggil kita ke dalam kemuliaan dan kekudusan-Nya.