Keluaran 30:7

"Harun harus membakarnya sebagai korban dupa kemenyan di atas mezbah itu, setiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, ia harus membakarnya."
Ilustrasi dupa yang dibakar di atas mezbah
Ilustrasi artistik dupa yang menyala di atas mezbah

Makna dan Penafsiran Keluaran 30:7

Ayat yang terukir dalam Keluaran 30:7 merupakan bagian dari instruksi mendalam yang diberikan Tuhan kepada Musa mengenai tata cara penyembahan yang kudus di Kemah Pertemuan. Perintah ini secara spesifik mengenai pembakaran dupa pada mezbah khusus, yang dikenal sebagai mezbah dupa.

Dalam konteks Perjanjian Lama, dupa memiliki makna simbolis yang kaya. Ia bukan sekadar wangi-wangian, melainkan sebuah persembahan yang naik kepada Tuhan. Kemenyan murni yang dibakar di atas mezbah melambangkan doa-doa umat Israel yang dipersembahkan kepada Tuhan. Dupa yang membubung tinggi ke langit menjadi metafora bagi naiknya kesaksian dan penyembahan umat kepada Sang Pencipta. Keharuman dupa yang memenuhi Kemah Pertemuan juga menggambarkan kehadiran Tuhan yang kudus dan damai.

Perintah Spesifik dan Waktunya

Perintah untuk membakar dupa "setiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu" menunjukkan konsistensi dan keteraturan dalam penyembahan. Imam Harun, sebagai imam besar, memiliki tanggung jawab untuk menjalankan ibadah ini. Tindakan membersihkan lampu-lampu sebelum membakar dupa menyiratkan bahwa ibadah yang murni harus didahului oleh pemeliharaan spiritual dan kesiapan diri. Cahaya lampu yang perlu dirawat dapat diartikan sebagai cahaya Firman Tuhan atau cahaya kehidupan yang perlu dijaga agar tetap terang dan bersinar.

Menjalankan ritual ini setiap pagi menunjukkan prioritas yang diberikan pada hubungan dengan Tuhan. Hari dimulai dengan sebuah pengakuan akan ketergantungan kepada-Nya dan persembahan pujian serta doa. Keteraturan ini mengajarkan umat bahwa penyembahan bukanlah suatu tindakan sporadis, melainkan sebuah gaya hidup yang terus-menerus.

Relevansi Keluaran 30:7 di Masa Kini

Meskipun kita sekarang hidup di bawah Perjanjian Baru, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Keluaran 30:7 tetap relevan. Rasul Yohanes dalam Kitab Wahyu menggambarkan malaikat yang memegang "bokor emas, penuh dengan dupa, yaitu doa orang-orang kudus." (Wahyu 5:8). Ini menunjukkan bahwa doa-doa orang percaya terus dipersembahkan kepada Tuhan dan memiliki nilai yang berharga.

Keluaran 30:7 mengingatkan kita akan pentingnya menjaga komunikasi yang teratur dengan Tuhan melalui doa dan penyembahan. Seperti Harun yang membakar dupa setiap pagi, kita dipanggil untuk memulai hari kita dengan mendedikasikan waktu untuk Tuhan, memelihara hubungan kita dengan-Nya, dan mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya.

Lebih jauh lagi, ayat ini mengajarkan kita bahwa penyembahan yang diterima Tuhan bukanlah sekadar ritual kosong, tetapi harus lahir dari hati yang tulus dan dipelihara dengan kesungguhan. Keharuman dupa menjadi lambang kesucian dan keseriusan dalam mendekat kepada Tuhan. Dengan demikian, Keluaran 30:7 memberikan pelajaran berharga tentang esensi doa, penyembahan, dan pentingnya menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.