"Lalu bersabda TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu, yang kaupimpin dari tanah Mesir, telah berbuat keji."
Ayat Keluaran 32:15 merupakan momen krusial dalam narasi perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Ayat ini menggarisbawahi peringatan keras dari Tuhan kepada Musa mengenai pelanggaran serius yang telah dilakukan oleh umat-Nya. Keadaan yang digambarkan dalam pasal ini adalah puncak dari ketidakpatuhan dan pemberontakan Israel terhadap Tuhan, yang terjadi saat Musa berada di Gunung Sinai menerima hukum Taurat.
Selama Musa berada di gunung, dihadapkan pada hadirat Tuhan yang kudus dan menerima Firman-Nya, bangsa Israel di kaki gunung justru menunjukkan ketidakpercayaan yang mendalam. Tanpa kehadiran Musa yang mereka anggap telah lama pergi, mereka kehilangan arah spiritual dan tunduk pada keinginan duniawi. Mereka mendesak Harun, saudara Musa, untuk membuatkan mereka "allah" yang dapat memimpin mereka. Dalam keputusasaan dan keraguan, Harun kemudian meminta perhiasan emas dari umatnya, dan dari emas tersebut, ia membuat patung anak lembu emas.
Setelah patung itu selesai dibuat, bangsa Israel merayakannya dengan tarian, nyanyian, dan persembahan. Mereka menganggap patung anak lembu emas itu sebagai allah yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Ini adalah tindakan penyembahan berhala yang paling menjijikkan di mata Tuhan. Mereka telah melupakan perjanjian yang baru saja dibuat antara Tuhan dan mereka, serta janji-janji ketaatan yang telah mereka ucapkan.
Maka, firman Tuhan kepada Musa, "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu, yang kaupimpin dari tanah Mesir, telah berbuat keji," menandakan kemarahan Tuhan yang adil. Kata "berbuat keji" menunjukkan tingkat keseriusan dosa mereka; mereka telah mengkhianati Tuhan dengan menyembah berhala. Tuhan tidak mentoleransi tindakan tersebut. Peringatan ini juga menunjukkan betapa dekatnya Tuhan dengan umat-Nya, bahkan ketika mereka berdosa, Dia masih memperhatikan dan bereaksi terhadap tindakan mereka.
Bagi Musa, perintah ini pasti merupakan pukulan yang berat. Dia telah menghabiskan waktu berhari-hari di hadirat Tuhan, mendoakan dan berinteraksi dengan-Nya. Kini, ia diperintahkan untuk turun dan menyaksikan langsung kebejatan umat yang ia pimpin. Namun, ayat ini juga menjadi titik awal bagi Musa untuk menunjukkan karakternya yang penuh belas kasihan dan intersesi. Musa akan turun dari gunung dan berusaha memohon pengampunan bagi bangsa Israel, membela mereka di hadapan Tuhan meskipun mereka telah jatuh begitu dalam.
Pelajaran dari Keluaran 32:15 sangat relevan bagi kita hari ini. Ayat ini mengingatkan kita tentang bahaya penyembahan berhala dalam segala bentuknya – tidak hanya patung fisik, tetapi juga kecintaan berlebihan pada harta benda, kekuasaan, atau hal-hal duniawi yang dapat menggeser tempat Tuhan dalam hidup kita. Ini adalah pengingat akan pentingnya kesetiaan, ketaatan, dan iman yang teguh kepada Tuhan yang telah menebus kita. Perjalanan bangsa Israel menunjukkan bahwa bahkan setelah pengalaman luar biasa dengan Tuhan, godaan untuk kembali ke cara lama atau mencari keamanan pada hal-hal yang rapuh selalu ada. Oleh karena itu, kewaspadaan rohani dan ketergantungan penuh pada Tuhan adalah kunci untuk menjaga hubungan yang sehat dengan-Nya.