Keluaran 35:1

Lalu Musa mengumpulkan seluruh jemaah orang Israel dan berkata kepada mereka: "Inilah yang diperintahkan TUHAN, yakni kamu harus memperbuat persembahan kepada TUHAN; setiap orang yang tergerak hatinya hendaklah membawa persembahan: emas, perak, tembaga, ... (lanjutan ayat)

Simbol Persembahan dan Komunitas Tangan Berbagi Persembahan dari Hati

Ayat pembuka dalam Kitab Keluaran pasal 35 ini memaparkan momen penting dalam perjalanan bangsa Israel. Setelah menerima instruksi rinci mengenai pembangunan Kemah Suci dan segala isinya, Musa diperintahkan untuk kembali menyampaikan kepada jemaah mengenai kewajiban untuk memberikan persembahan. Fokus utama di sini bukanlah sekadar nominal atau jumlah materi, melainkan kesukarelaan dan ketergerakan hati. TUHAN tidak meminta paksa, melainkan mengundang setiap individu untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan kerelaan masing-masing.

Perintah ini menekankan prinsip memberi yang berakar pada sukacita dan ketulusan. Persembahan yang dimaksud meliputi berbagai material berharga seperti emas, perak, dan tembaga. Namun, makna yang lebih dalam tersembunyi di balik daftar benda-benda material tersebut. Ini adalah kesempatan bagi umat Israel untuk menunjukkan iman mereka melalui tindakan nyata. Ini adalah wujud ucapan syukur atas segala kebaikan dan anugerah yang telah mereka terima dari TUHAN, sekaligus partisipasi aktif dalam mewujudkan tempat kediaman TUHAN di tengah-tengah mereka.

Keluaran 35:1 mengajarkan bahwa ibadah bukan hanya tentang ritual atau perkataan, tetapi juga melibatkan pengorbanan dan pemberian. Ketika hati kita tergerak untuk memberi, baik itu dalam bentuk materi, waktu, tenaga, atau talenta, kita sedang mengamini firman-Nya dan turut serta dalam pekerjaan-Nya. Penting untuk dicatat bahwa TUHAN melihat hati. Persembahan yang tulus, meskipun kecil, jauh lebih berharga di mata-Nya daripada persembahan besar yang diberikan dengan terpaksa atau untuk pamer.

Prinsip ini tetap relevan hingga kini. Dalam konteks modern, persembahan bisa berbentuk donasi dana, menyumbangkan waktu untuk pelayanan, berbagi ilmu dan keterampilan, atau sekadar membantu sesama yang membutuhkan. Intinya adalah bagaimana kita menggunakan berkat yang telah Tuhan percayakan kepada kita untuk kemuliaan-Nya dan untuk kebaikan orang lain. "Setiap orang yang tergerak hatinya" adalah seruan universal yang mengajak kita untuk merespons kasih Tuhan dengan kerelaan hati. Marilah kita senantiasa menjaga hati agar selalu tergerak untuk memberi dan melayani, sehingga hidup kita dipenuhi dengan berkat dan sukacita yang sejati, sebagaimana yang dikehendaki oleh firman-Nya.