Ayat dari Kitab Keluaran pasal 35 membuka jendela ke dalam semangat kebaikan dan ketaatan yang melingkupi umat Israel ketika mereka diperintahkan untuk membangun Kemah Suci. Frasa "Semua orang yang tergerak hatinya" bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah narasi yang penuh makna tentang respons sukarela terhadap panggilan ilahi. Ini adalah kisah tentang bagaimana hati yang tunduk dan bersukacita menjadi fondasi utama bagi pembangunan tempat kediaman Allah di tengah-tengah umat-Nya.
Dalam konteks "keluaran 35 11", kita melihat sebuah prinsip yang kuat terbentang. Perintah spesifik untuk mengumpulkan persembahan bagi pembangunan Kemah Suci tidak diserukan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk berpartisipasi dalam sesuatu yang kudus dan agung. Musa, sebagai pemimpin mereka, diberikan instruksi yang jelas, tetapi implementasinya bergantung pada kemauan bebas setiap individu. Dan, seperti yang dicatat, responsnya luar biasa. Orang-orang datang, bukan karena paksaan atau kewajiban semata, tetapi karena dorongan batin yang tulus.
Persembahan yang dibawa meliputi segala jenis bahan yang dibutuhkan untuk kemuliaan Kemah Suci: emas, perak, tembaga, kain berwarna biru, ungu, dan merah dari bahan yang terbaik, linen halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit kayu penaga, kayu akasia, serta minyak dan rempah-rempah. Keberagaman bahan ini mencerminkan kekayaan dan keindahan yang ingin mereka persembahkan kepada Sang Pencipta. Lebih dari itu, ini menunjukkan bahwa setiap orang, terlepas dari kemampuan atau kepemilikan mereka, dapat berkontribusi. Ada yang memberikan emas murni yang berharga, ada pula yang menyumbangkan sesuatu yang lebih sederhana namun tetap vital bagi keseluruhan proyek.
Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang sifat persembahan yang berkenan di hadapan Tuhan. Bukan semata-mata tentang nilai materi atau kuantitasnya, tetapi tentang hati yang membawanya. "Tergerak hatinya" adalah kunci. Ini adalah tentang kerelaan, kegembiraan, dan keinginan untuk memuliakan nama Tuhan. Ketika hati kita selaras dengan kehendak-Nya, setiap tindakan, sekecil apa pun, menjadi persembahan yang berharga. Hal ini sangat relevan dalam kehidupan kekinian, di mana kita seringkali dipanggil untuk berkontribusi dalam berbagai bentuk pelayanan dan pembangunan, baik dalam skala gereja, komunitas, maupun masyarakat.
Semangat kemurahan hati dan kolaborasi yang digambarkan dalam Keluaran 35:11 adalah inspirasi yang abadi. Ini adalah pengingat bahwa proyek-proyek ilahi seringkali membutuhkan partisipasi aktif dari umat-Nya. Dengan hati yang bersukacita dan tangan yang siap bekerja, kita dapat turut serta dalam pembangunan spiritual dan fisik yang membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Kemenangan terang yang dilambangkan oleh Kemah Suci, tempat pertemuan Allah dengan manusia, dimulai dari hati yang bersedia memberikan yang terbaik.