Ayat dari Kitab Keluaran pasal 35, ayat 17, mengingatkan kita pada semangat ketaatan dan sukacita dalam memberikan persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Dalam konteks sejarah bangsa Israel, ayat ini merupakan bagian dari instruksi yang lebih besar mengenai pembangunan Kemah Suci, sebuah tempat ibadah yang dirancang untuk kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya. Perintah untuk membangun Kemah Suci bukanlah sekadar tugas arsitektural, melainkan sebuah ekspresi iman yang mendalam dan partisipasi aktif umat dalam rencana ilahi.
Fokus pada "barang-barang mahal" dan "pekerjaan itu" menunjukkan bahwa Tuhan menghargai pemberian yang terbaik dari umat-Nya. Ini bukan tentang nilai materi semata, tetapi tentang hati yang rela dan tulus untuk berkontribusi. Ketika umat memberikan dengan sukarela, mereka tidak merasa terbebani, melainkan justru menemukan sukacita dalam menjadi bagian dari sesuatu yang kudus dan bermakna. Ketaatan pada perintah Tuhan, bahkan dalam hal-hal yang tampak rumit atau memerlukan pengorbanan, pada akhirnya membawa kebebasan yang sejati.
Dalam kehidupan modern, semangat ini tetap relevan. Kita mungkin tidak membangun kemah fisik yang sama, namun prinsip memberikan yang terbaik untuk melayani Tuhan dan sesama tetap berlaku. Entah itu melalui waktu, talenta, atau sumber daya materi, setiap pemberian yang didasari oleh kasih dan ketaatan akan memuliakan Tuhan. Ayat ini mengajarkan bahwa partisipasi dalam pekerjaan Tuhan adalah sebuah kehormatan, sebuah kesempatan untuk mengalami kedekatan dengan Sang Pencipta dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa pemberian yang diperintahkan di sini adalah respons terhadap kasih karunia Tuhan yang telah diberikan sebelumnya. Bangsa Israel telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Pembangunan Kemah Suci adalah wujud terima kasih dan pengakuan mereka atas campur tangan Tuhan yang luar biasa. Demikian pula, dalam kehidupan kita, dorongan untuk memberi dan melayani harus berasal dari kesadaran akan kasih dan pengorbanan Kristus bagi kita. Ketika kita memahami betapa besar kasih Tuhan bagi kita, keinginan untuk membalas kasih itu dengan perbuatan baik dan pelayanan akan tumbuh secara alami.
Keluaran 35:17 mengajarkan kita bahwa ketaatan yang sukarela dan pemberian yang tulus adalah inti dari hubungan yang hidup dengan Tuhan. Ini bukan tentang kewajiban yang memberatkan, melainkan tentang ekspresi sukacita dan rasa syukur yang mengarah pada kemerdekaan sejati, kebebasan dari egoisme dan ketakutan, serta kebebasan untuk mengasihi dan melayani.