"Hendaklah kamu mempersembahkan kepada TUHAN sebagai bawaan dari hasil tadimu: emas, perak dan perunggu;"
Ayat Keluaran 35:6 memberikan petunjuk yang jelas dan ringkas mengenai bahan-bahan yang diminta untuk pembangunan Kemah Suci. Frasa "bawaan dari hasil tadimu" menunjukkan bahwa persembahan ini datang dari kelimpahan yang telah diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Ini bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah respons syukur dan pengakuan atas berkat yang diterima. Ayat ini menetapkan tiga logam mulia yang menjadi fondasi material untuk karya seni dan ibadah yang agung.
Emas sering kali melambangkan kemurnian, keagungan, dan keilahian. Dalam konteks Kemah Suci, emas digunakan untuk melapisi bagian-bagian terpenting seperti Tabut Perjanjian, Mezbah Dupa, dan pelita, menegaskan kekudusan tempat itu dan kehadiran Tuhan yang hadir di dalamnya. Kehadiran emas dalam persembahan menekankan pentingnya memberikan yang terbaik bagi Tuhan, sesuatu yang bernilai tinggi dan murni.
Perak, di sisi lain, dapat diartikan sebagai simbol penebusan dan pemurnian. Dalam Alkitab, perak sering kali digunakan dalam konteks harga atau tebusan. Penggunaan perak dalam pembangunan Kemah Suci, seperti dalam alas tiang dan sambungan-sambungannya, menunjukkan bahwa ibadah yang benar dibangun di atas dasar penebusan dan pemulihan. Ini mengingatkan kita bahwa akses kepada Tuhan dimungkinkan melalui pengorbanan dan belas kasihan-Nya.
Perunggu (atau tembaga dalam beberapa terjemahan) biasanya dikaitkan dengan kekuatan, ketahanan, dan dasar. Perunggu digunakan untuk membuat bejana-bejana penting seperti Mezbah Korban Bakaran dan bejana pembasuhan. Ini adalah elemen yang kokoh, yang berfungsi sebagai titik kontak awal bagi umat yang datang untuk beribadah. Perunggu melambangkan aspek kemanusiaan dan kebutuhan akan pengampunan dosa melalui korban persembahan.
Secara keseluruhan, Keluaran 35:6 bukan hanya daftar bahan bangunan. Ayat ini mengajarkan prinsip-prinsip mendasar tentang ibadah dan persembahan. Pertama, ia mengajarkan tentang kesukarelaan. Ayat sebelumnya (Keluaran 35:5) menekankan bahwa persembahan harus "dengan hati yang rela." Kedua, ia mengajarkan tentang proporsi. Bahan yang diminta adalah dari "hasil tadimu," yang menyiratkan kontribusi sesuai dengan kemampuan dan berkat yang diterima. Ketiga, ia mengajarkan tentang prioritas. Sumber daya yang berharga diarahkan untuk membangun tempat tinggal Tuhan di tengah umat-Nya, menunjukkan bahwa mendahulukan Tuhan adalah inti dari kehidupan beriman.
Memahami ayat ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana umat Israel dipanggil untuk terlibat dalam pembangunan rumah ibadah mereka. Ini adalah panggilan untuk menggunakan karunia dan sumber daya yang diberikan Tuhan untuk kemuliaan-Nya, dengan hati yang tulus dan penuh syukur. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik dalam segala aspek kehidupan kita, terutama dalam melayani dan memuliakan Tuhan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai persembahan dan pembangunan Kemah Suci, Anda dapat merujuk ke buku Keluaran secara keseluruhan.