"Mereka mendengarkan Musa, dan dari seluruh Israel, para pria dan wanita yang hatinya tergerak untuk membawa segala sesuatu yang diperlukan untuk pekerjaan yang diperintahkan TUHAN melalui Musa."
Angka 36 dan 31 dalam Kitab Keluaran bukanlah sekadar nomor ayat. Ayat 36:31 mencatat momen penting ketika bangsa Israel, dipimpin oleh Musa, secara sukarela memberikan persembahan untuk pembangunan Tabernakel. Ini adalah kisah tentang ketaatan, kemurahan hati, dan bagaimana hati yang tergerak dapat mewujudkan karya besar.
Inti dari Keluaran 36:31 adalah sukacita dalam memberi. Bangsa Israel tidak dipaksa, melainkan terinspirasi untuk menyumbangkan harta benda mereka. Pakaian, emas, perak, tembaga, batu permata, dan bahan-bahan berharga lainnya dipersembahkan dengan penuh semangat. Ini menunjukkan bahwa ketika kita memberi dari hati yang tulus, prosesnya menjadi menyenangkan dan hasilnya penuh berkat.
Pelajaran dari Keluaran 36:31 relevan hingga kini. Di era modern, semangat memberi ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Mulai dari menyumbangkan waktu, tenaga, keterampilan, hingga materi untuk tujuan yang baik. Membantu sesama, berkontribusi pada komunitas, atau mendukung gerakan amal adalah cerminan dari prinsip yang sama: hati yang tergerak untuk memberi.
Ayat ini juga menekankan keberagaman kontribusi. Tidak semua orang memiliki sumber daya yang sama, namun setiap pemberian yang tulus dihargai. Ada yang menyumbang barang berharga, ada yang menyumbang keterampilan khusus, dan ada pula yang memberikan dukungan moral. Semua ini berkumpul menjadi satu kekuatan besar yang memperkaya kehidupan.
Lebih dari sekadar memberikan materi, Keluaran 36:31 mengajarkan tentang transformasi internal yang terjadi pada pemberi. Ketika hati tergerak untuk memberi, kita merasakan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian, dan kepuasan. Hal ini menciptakan siklus positif di mana berkat tidak hanya mengalir kepada penerima, tetapi juga melimpah kembali kepada pemberi.
Memahami dan merenungkan Keluaran 36:31 dapat menjadi dorongan bagi kita untuk senantiasa mengasah hati agar lebih peka terhadap kebutuhan di sekitar. Dengan mengadopsi semangat memberi yang tulus dan sukarela, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat, menciptakan dampak positif yang luas, dan mengalami kehidupan yang lebih berarti serta penuh berkat.