Keluaran 36:33

"Jika Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan Engkau berkenan, maka Tuhan akan memimpinnya, dan seluruh umat akan melihat bahwa Engkau Tuhan saja."

Ayat Alkitab dari Kolose 4:2 ini membawa pesan yang mendalam tentang pentingnya kehidupan doa dan rasa syukur dalam hubungan kita dengan Tuhan. Di tengah kesibukan dan tantangan hidup, menjaga komunikasi yang teratur dengan Sang Pencipta melalui doa adalah fondasi spiritual yang kokoh. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak hanya menyampaikan permohonan, tetapi juga untuk tetap waspada dan penuh kesadaran akan kehadiran-Nya, sambil tidak lupa untuk senantiasa mengucap syukur atas segala berkat dan penyertaan-Nya.

Keluaran 36:33, meskipun merupakan bagian dari Kitab Keluaran yang berfokus pada pembangunan Kemah Suci, dapat diinterpretasikan secara simbolis dalam konteks kerohanian. Penguluran tangan Tuhan yang di depicted dalam ayat ini melambangkan kuasa dan anugerah-Nya yang tak terbatas, yang siap menuntun umat-Nya. Seluruh umat yang menyaksikan penuntunan ini akan mengenali kebesaran dan keesaan Tuhan. Keterkaitan antara Kolose 4:2 dan Keluaran 36:33 terletak pada tema penuntunan ilahi dan pengakuan atas kedaulatan Tuhan. Ketika kita tekun dalam doa dan bersyukur, kita membuka diri terhadap penuntunan-Nya.

Doa adalah sarana bagi umat percaya untuk berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Ini bukan sekadar ritual, melainkan percakapan yang tulus, ekspresi hati, dan penyerahan diri. Melalui doa, kita bisa menyampaikan segala kekhawatiran, harapan, dan rasa terima kasih kita. Ketekunan dalam doa menunjukkan kesungguhan iman dan kepercayaan bahwa Tuhan mendengar dan bertindak. Kehidupan doa yang konsisten akan membentuk karakter kita, memurnikan motivasi kita, dan memperdalam pemahaman kita tentang kehendak Tuhan. Tanpa doa, kita rentan kehilangan arah dan terombang-ambing oleh situasi.

Selain ketekunan dalam doa, rasa syukur juga menjadi elemen krusial yang ditekankan dalam Kolose 4:2. Mengucap syukur berarti mengakui bahwa segala sesuatu yang baik datang dari Tuhan. Baik berkat besar maupun kecil, cobaan yang membentuk kita, atau kekuatan yang diberikan untuk menghadapi kesulitan, semuanya adalah bagian dari rencana-Nya. Rasa syukur mengubah perspektif kita. Alih-alih fokus pada kekurangan, kita diajak untuk melihat kelimpahan dalam hidup. Sikap hati yang bersyukur membuat hati kita lebih lapang, penuh sukacita, dan lebih siap untuk menerima apa pun yang Tuhan izinkan terjadi.

Penggabungan kedua elemen ini – doa yang tekun dan rasa syukur – menciptakan siklus spiritual yang positif. Ketika kita berdoa, kita belajar untuk lebih bersyukur. Dan ketika kita bersyukur, hati kita semakin terbuka untuk terus berdoa. Hubungan ini memperkuat iman kita dan menjadikan kita pribadi yang lebih teguh di hadapan Tuhan. Seperti halnya tangan Tuhan yang mengulurkan tuntunan-Nya bagi umat-Nya, demikian pula doa dan syukur kita adalah ekspresi kerinduan untuk menerima dan merespons tuntunan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita akan terus mengalami berkat dan penyertaan Tuhan yang luar biasa, menjadi saksi bagi kebaikan-Nya di tengah dunia. Ini adalah cara kita menjalani kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan, mengutamakan hubungan pribadi dan iman yang teguh.