"Kemudian ia membuat empat patung kerub dari emas, dibuatnya dari emas tempaan, pada kedua ujung dari tutup naval itu."
Keluaran 37:16 membawa kita pada sebuah detail yang memukau dalam pembuatan Tabut Perjanjian, salah satu artefak terpenting dalam sejarah Israel kuno. Ayat ini secara spesifik menyoroti pembuatan empat patung kerub yang terbuat dari emas murni, yang dipasang pada kedua ujung tutup naval (Kapurat). Penggambaran ini bukan sekadar hiasan, melainkan sarat makna spiritual dan simbolis yang mendalam.
Emas, sebagai logam mulia, melambangkan kemurnian, keagungan, dan keilahian. Penggunaannya dalam pembuatan kerub dan Kapurat mengisyaratkan bahwa objek-objek ini memiliki kesucian yang luar biasa, diperuntukkan bagi kehadiran Tuhan. Kerub sendiri, dalam tradisi Alkitab, sering digambarkan sebagai makhluk surgawi yang menjaga kesucian Tuhan dan tahta-Nya. Kehadiran mereka di atas Tabut Perjanjian, yang menyimpan loh batu berisi Sepuluh Perintah, menegaskan bahwa Tabut adalah tempat di mana Tuhan berdiam dan berfirman.
Detail "empat patung kerub" juga menarik. Alkitab tidak memberikan deskripsi fisik yang rinci tentang kerub ini, namun seringkali diasosiasikan dengan memiliki sayap yang direntangkan. Dalam konteks Kapurat, sayap-sayap kerub ini kemungkinan direntangkan ke atas, seolah-olah melindungi dan menaungi Kapurat. Ini bisa diinterpretasikan sebagai perlindungan ilahi, kehadiran yang menaungi, atau bahkan sebagai simbol doa dan pujian yang tak henti-hentinya naik kepada Tuhan.
Ayat ini adalah bagian dari narasi yang lebih luas tentang instruksi Tuhan kepada Musa untuk membangun Tabut Perjanjian dan segala kelengkapannya. Penggambaran detail dalam Keluaran 37, termasuk penggunaan keluaran 37 16, menunjukkan betapa teliti dan sakralnya setiap elemen yang diperintahkan Tuhan. Proses pembuatan yang dilakukan oleh Bezaleel dan Ohliab, para pengrajin pilihan Tuhan, dipenuhi dengan Roh Kudus, menandakan bahwa pekerjaan ini adalah wujud ketaatan dan penyembahan.
Kisah Tabut Perjanjian, dengan segala keindahannya yang dibuat dari emas dan bahan-bahan berharga lainnya, mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati dan memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Meskipun Tabut fisik itu sendiri sudah tidak ada lagi, warisan spiritualnya terus hidup. Ayat seperti keluaran 37 16 mengingatkan kita akan keinginan Tuhan untuk berdiam di antara umat-Nya dan tuntutan-Nya akan kesucian dan ketaatan. Keindahan mahakarya ilahi yang dijelaskan dalam ayat ini bukan hanya untuk dilihat, tetapi untuk direnungkan dan diinternalisasi dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta.