"Kemudian ia membuat dua kerub dari emas; ia membuatnya dari emas tempaan, sebelah-menyebelah pada penutup mezbah." (Keluaran 37:18)
Ayat Keluaran 37:18 menggambarkan sebuah detail penting dalam pembangunan Kemah Suci, yaitu pembuatan dua kerub yang terbuat dari emas tempaan dan ditempatkan di kedua sisi penutup Mezbah Perjanjian, yang dikenal sebagai Meterai Perdamaian (Propitiatory). Perintah untuk membuat kerub ini pertama kali diberikan dalam Keluaran pasal 25, dan pasal 37 ini mencatat bagaimana Bezaleel dan Oholiab melaksanakan perintah tersebut dengan teliti.
Pembuatan kerub emas bukan sekadar ornamen artistik. Kerub adalah makhluk surgawi yang sering digambarkan dalam kitab suci sebagai pelindung dan pembawa kehadiran ilahi. Kehadiran mereka di atas Meterai Perdamaian menegaskan bahwa di atas Tabut Perjanjian, yang berisi loh batu Sepuluh Perintah Allah, terdapat tahta dan hadirat Allah yang bersemayam. Emas sebagai bahan utama melambangkan kemuliaan, kekudusan, dan keilahian Allah.
Penempatan kerub sebelah-menyebelah pada penutup mezbah memiliki makna simbolis yang mendalam. Sayap mereka, sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat sebelumnya, terbentang ke atas, menaungi Meterai Perdamaian. Hal ini melambangkan perlindungan ilahi dan kerendahan hati di hadapan Allah yang kudus. Posisi mereka juga menunjukkan bahwa Tabut Perjanjian dan isinya adalah pusat dari ibadah dan hubungan umat Israel dengan Tuhan.
Keluaran 37:18 menjadi saksi bisu dari ketelitian dan ketaatan umat dalam melaksanakan perintah Tuhan. Setiap detail pembangunan Kemah Suci, termasuk ukiran kerub emas ini, adalah gambaran dari realitas surgawi yang dibawa ke bumi. Tabut Perjanjian, yang dilindungi oleh kerub emas dan ditutup oleh Meterai Perdamaian, adalah tempat di mana Tuhan berjanji untuk bertemu dengan umat-Nya dan berbicara kepada mereka.
Dalam konteks teologis yang lebih luas, Tabut Perjanjian dan elemen-elemen yang mengelilinginya, termasuk kerub emas, seringkali dipandang sebagai bayangan atau tipologi dari karya Kristus. Kristus adalah Pendamaian kita yang sejati, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya, membuka jalan bagi manusia untuk dapat berhadapan dengan Allah yang kudus. Kehadiran kerub yang menaungi Meterai Perdamaian dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari Kristus yang melindungi umat-Nya di hadapan Bapa.
Jadi, Keluaran 37:18 bukan hanya sekadar deskripsi fisik sebuah benda religius. Ayat ini kaya akan makna spiritual dan teologis yang terus berbicara kepada umat percaya tentang sifat Allah yang kudus, kehadiran-Nya yang istimewa, perlindungan-Nya yang setia, dan rencana keselamatan-Nya yang agung. Perancangan kerub emas ini menegaskan kembali betapa pentingnya menghormati dan menjaga kekudusan hadirat Tuhan.
Bagi umat pada masa itu, melihat kerub emas di atas Tabut Perjanjian adalah pengingat konstan akan perjanjian kekal antara Allah dan umat-Nya. Saat ini, kita dapat merenungkan simbolisme ini sebagai representasi dari kasih dan pengorbanan yang memulihkan hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Bagi Anda yang tertarik mempelajari lebih dalam tentang kisah pembangunan Kemah Suci dan makna spiritualnya, Anda bisa merujuk pada kitab Keluaran pasal 25 hingga 40.