Keluaran 38 28

"Dan dari benang biru keunguan, benang ungu, dan benang ungu kemerah-merahan, dan dari lenan halus."

38:28
Simbol keindahan dan kekudusan

Ayat yang tertulis dalam Keluaran 38:28 ini merupakan bagian dari deskripsi rinci mengenai pembuatan Kemah Suci, sebuah tempat ibadah yang sangat penting bagi bangsa Israel pada zaman kuno. Ayat ini secara spesifik menyebutkan penggunaan "benang biru keunguan, benang ungu, dan benang ungu kemerah-merahan, dan dari lenan halus" dalam pembuatan kemah tersebut.

Detail mengenai warna-warna yang digunakan tidaklah sekadar estetika, melainkan sarat makna simbolis yang mendalam. Benang biru keunguan dan ungu sering kali diasosiasikan dengan kekayaan, kekuasaan, dan keilahian. Dalam banyak kebudayaan kuno, pewarna ungu didapat dari sumber yang langka dan mahal, menjadikannya simbol status dan kemuliaan. Penggunaannya dalam Kemah Suci menunjukkan bahwa tempat ini adalah representasi kekudusan dan kehadiran Tuhan yang tertinggi.

Sementara itu, benang ungu kemerah-merahan juga memiliki nuansa tersendiri. Kombinasi warna merah dan ungu dapat melambangkan pengorbanan, darah, dan penebusan. Dalam konteks ibadah, ini mengingatkan pada pentingnya pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai kekudusan dan pendamaian dengan Tuhan.

Lenan halus, sebagai bahan dasar yang terkesan bersih dan murni, melengkapi penggunaan warna-warna mulia tersebut. Kelembutan dan kebersihan lenan halus melambangkan kesucian yang tak tercela, sifat yang harus dimiliki oleh siapa pun yang mendekat kepada Tuhan. Keberadaan lenan halus bersama dengan warna-warna yang kaya dan simbolis menciptakan kontras yang menarik, namun saling melengkapi dalam menciptakan kain yang layak untuk tabernakel.

Ketika kita merenungkan ayat Keluaran 38:28 ini, kita dapat melihat bagaimana setiap elemen dalam pembuatan Kemah Suci dipilih dengan cermat untuk mencerminkan keagungan dan kesucian Tuhan. Warna-warna cerah yang disebutkan, seperti biru keunguan dan ungu, memberikan kesan kemegahan dan kemuliaan ilahi. Ini bukan sekadar kain biasa, melainkan bagian integral dari sarana pertemuan antara Tuhan dan umat-Nya, tempat di mana umat Israel dapat merasakan kehadiran-Nya.

Makna di balik ayat ini dapat terus relevan bagi kita hari ini. Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak lagi membangun kemah secara fisik, namun prinsip-prinsip kekudusan, kemuliaan Tuhan, dan pentingnya mendekat kepada-Nya tetap berlaku. Mengingat detail dalam Keluaran 38:28 dapat menjadi pengingat bahwa segala sesuatu yang kita persembahkan kepada Tuhan, baik dalam ibadah maupun tindakan sehari-hari, seharusnya dilakukan dengan hati yang tulus, murni, dan menghargai kebesaran-Nya. Penggunaan bahan-bahan yang indah dan bermakna dalam Kemah Suci menekankan pentingnya memberikan yang terbaik kepada Yang Maha Kuasa.