"Engkau akan mendirikan Kemah Suci itu dan menempatkan tabut hukum, dan menutupi tabut itu dengan tirai."
Ayat dari Kitab Keluaran, pasal 40 ayat 30, membawa kita pada gambaran penting dari kehidupan bangsa Israel di padang gurun. Ayat ini merujuk pada instruksi ilahi untuk mendirikan Kemah Suci, sebuah tempat pertemuan antara Allah dan umat-Nya. Lebih spesifik lagi, ayat ini menyebutkan penempatan tabut hukum, yang merupakan wadah berisi loh batu dengan Sepuluh Perintah Allah, dan penutupannya dengan tirai. Ini bukan sekadar instruksi arsitektural, melainkan simbolisme yang dalam mengenai kehadiran Allah, kekudusan-Nya, dan hubungan perjanjian yang dijaga-Nya dengan umat pilihan-Nya.
Kata kunci yang kita bahas di sini, "keluaran 40 30", menyoroti momen krusial ini. Pendirian Kemah Suci menandai puncak dari perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Ini adalah bukti nyata bahwa Allah tidak hanya membebaskan mereka, tetapi juga ingin tinggal di tengah-tengah mereka. Tabut hukum, yang ditempatkan di dalam Ruang Mahakudus dan ditutupi tirai, melambangkan kekudusan Allah yang begitu dahsyat sehingga tidak dapat dilihat langsung oleh manusia biasa. Tirai ini menjadi pemisah yang menjaga kesucian dan mengingatkan akan jurang pemisah dosa antara manusia dan Allah.
Meskipun Kemah Suci merupakan struktur fisik yang dibangun di masa lalu, maknanya tetap relevan hingga kini. Bagi umat beriman, konsep "Allah tinggal di tengah-tengah kita" diwujudkan dalam berbagai cara. Dalam konteks Kristen, tabut hukum dan kemah suci dilihat sebagai bayangan atau tipologi dari kedatangan Yesus Kristus. Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia, Dia adalah kegenapan hukum Taurat, dan melalui kematian serta kebangkitan-Nya, tirai di Bait Allah terbelah, membuka jalan langsung bagi manusia untuk menghadap Allah tanpa perantara.
Kisah pendirian Kemah Suci mengingatkan kita tentang pentingnya kesucian dalam beribadah. Kehadiran Allah adalah sesuatu yang sakral dan menuntut hormat. Ayat "keluaran 40 30" juga mengajarkan tentang ketelitian dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan. Setiap detail dalam pembangunan Kemah Suci memiliki makna dan instruksi spesifik dari Allah, menunjukkan bahwa dalam hubungan dengan-Nya, tidak ada ruang untuk kelalaian atau kecerobohan.
Lebih jauh, Kemah Suci adalah pengingat bahwa Allah menghendaki kedekatan dengan umat-Nya. Meskipun ada keterpisahan akibat dosa, Allah menyediakan sarana untuk rekonsiliasi. Panduan dalam Kitab Keluaran memberikan gambaran tentang bagaimana hubungan yang kudus dapat dipelihara. Saat kita merenungkan keluaran 40 30, kita diingatkan untuk terus menjaga kekudusan hidup, menghormati kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan untuk dapat mendekat kepada-Nya melalui iman. Ini adalah kisah tentang harapan, pembebasan, dan perjanjian kekal yang terus bergema.