"Dan letakkan mezbah pendamaian di depan pintu Kemah Pertemuan, dan berdirikan tiang-tiang tirai pintu Kemah itu."
Perikop Keluaran 40:7 membawa kita pada gambaran yang begitu jelas mengenai titik puncak dari instruksi ilahi yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai. Setelah sekian lama, setelah semua detail rumit dan pengerjaan yang teliti, Kemah Suci akhirnya berdiri tegak, siap untuk menjadi tempat kediaman Allah di tengah umat-Nya. Ayat ini spesifik menyebutkan penempatan mezbah pendamaian di depan pintu Kemah Pertemuan dan pemasangan tirai pintu. Ini bukan sekadar detail arsitektural, melainkan fondasi makna spiritual yang mendalam.
Pintu Kemah Pertemuan, yang ditutupi oleh tirai indah, melambangkan sebuah gerbang. Gerbang ini tidak sembarang gerbang; ia adalah titik transisi dari dunia luar yang penuh hiruk pikuk dan dosa, menuju ruang yang kudus, tempat kehadiran Allah bersemayam. Tirai itu sendiri, terbuat dari bahan-bahan terbaik yang diperintahkan Tuhan, menunjukkan kemuliaan dan kekudusan-Nya. Warna-warni dan tenunannya yang rumit berbicara tentang keindahan ilahi yang kini dapat diakses oleh umat-Nya, meskipun tetap ada pemisahan antara yang kudus dan yang duniawi. Melewati tirai ini berarti memasuki wilayah yang berbeda, wilayah yang dikuduskan oleh kehadiran ilahi.
Di depan pintu inilah mezbah pendamaian diletakkan. Mezbah ini adalah pusat dari sistem pengorbanan dalam Perjanjian Lama. Setiap kali umat Israel berdosa, mereka harus membawa korban yang sesuai ke mezbah ini. Darah korban akan membasuh dosa, dan melalui pengorbanan itu, mereka dapat mendekat kepada Allah. Ayat Keluaran 40:7 menempatkan mezbah ini secara strategis, menekankan bahwa tidak ada akses menuju hadirat Allah tanpa pendamaian. Ini adalah pengingat konstan akan keharusan penebusan dosa agar manusia yang tidak sempurna dapat berelasi dengan Tuhan yang sempurna. Kebutuhan akan pengorbanan ini menjadi bayangan penting dari pengorbanan Kristus di kayu salib di kemudian hari, yang menyelesaikan dan menyempurnakan segala pengorbanan yang pernah ada.
Meskipun Kemah Suci dan sistem pengorbanannya sudah menjadi bagian dari sejarah, pesan dari Keluaran 40:7 tetap relevan. Tirai pintu yang memisahkan manusia dari Allah mengingatkan kita akan jurang pemisah yang disebabkan oleh dosa. Namun, mezbah pendamaian berbicara tentang solusi yang telah disediakan oleh Allah. Bagi orang percaya, Yesus Kristus adalah "jalan, kebenaran, dan hidup" (Yohanes 14:6). Melalui iman kepada-Nya, dosa kita didamaikan, dan kita memiliki akses langsung kepada Bapa di surga. Kita tidak lagi membutuhkan tirai fisik, karena Kristus sendiri telah merobek tirai Bait Allah dari atas ke bawah saat kematian-Nya (Matius 27:51).
Kemah Suci yang didirikan, dengan mezbah pendamaian di depan pintunya, adalah manifestasi nyata dari kasih dan rencana Allah untuk umat-Nya. Itu adalah simbol harapan, pengingat akan kekudusan-Nya, dan janji bahwa kedekatan dengan Tuhan adalah mungkin, asalkan ada pendamaian yang sempurna. Pelajaran dari Keluaran 40:7 terus bergema, mengundang kita untuk terus mensyukuri anugerah pendamaian yang telah diberikan dan hidup dalam kekudusan yang sesuai dengan kehadiran Tuhan dalam hidup kita.