Ayat Keluaran 5:17 menyajikan sebuah momen krusial dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Kata-kata yang diucapkan oleh para pemimpin Israel kepada Firaun, meskipun terdengar getir dan penuh keputusasaan, sesungguhnya mengandung inti dari perjuangan mereka: penolakan terhadap penindasan dan keinginan mendasar untuk kebebasan. Ayat ini bukanlah sekadar ungkapan keluhan, melainkan deklarasi akan martabat manusia yang menuntut hak untuk tidak diperlakukan sebagai objek, melainkan sebagai pribadi yang berharga.
Pada titik ini dalam cerita, Musa dan Harun telah menyampaikan tuntutan Allah agar umat-Nya dibebaskan. Namun, respons Firaun justru memperberat beban bangsa Israel. Ia memerintahkan agar pasak yang mereka buat tetap harus selesai, bahkan menaikkan target produksi, tanpa mengurangi jumlah pekerja. Ini adalah sebuah ironi yang pedih; semakin mereka meminta kebebasan, semakin dalam mereka terjerumus dalam kesulitan. Para pemimpin Israel, di hadapan Firaun yang semakin keras hati, harus menghadapi kenyataan bahwa tuntutan langsung tidak membawa hasil yang diinginkan, justru malah memperburuk keadaan.
Makna Keluaran 5:17 dalam Konteks yang Lebih Luas
Dalam konteks yang lebih luas, Keluaran 5:17 dapat diinterpretasikan sebagai refleksi dari tantangan yang seringkali dihadapi ketika memperjuangkan keadilan dan hak asasi. Tidak jarang, upaya untuk keluar dari ketidakadilan justru disambut dengan resistensi yang lebih besar. Ayat ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk kebebasan seringkali membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan, yang terpenting, kepercayaan pada kekuatan yang lebih besar dari sekadar kekuatan manusiawi.
Pernyataan "Biarlah pekerjaan itu tidak selesai. Jika kami tidak dibebaskan, izinkan kami pergi dari sini!" menunjukkan adanya titik kritis. Para pemimpin Israel tidak lagi memohon, tetapi menyatakan sebuah kondisi: jika kebebasan tidak diberikan, maka opsi lainnya adalah pergi. Ini bisa dipandang sebagai sebuah ultimatum, atau lebih tepatnya, sebuah pengakuan bahwa hidup dalam kondisi tertindas yang semakin berat tanpa ada jalan keluar adalah sesuatu yang tidak dapat ditoleransi lagi. Mereka siap meninggalkan segala sesuatu yang telah mereka bangun di Mesir, demi mendapatkan hak fundamental mereka sebagai manusia bebas.
Keluaran 5:17 juga dapat menjadi pengingat akan pentingnya mencari solusi yang berkelanjutan. Meskipun para pemimpin Israel mengungkapkan keputusasaan mereka, tindakan Allah selanjutnya menunjukkan bahwa jalan keluar yang sejati akan datang melalui intervensi ilahi. Ini mengajarkan bahwa dalam menghadapi kesulitan yang tampaknya tak teratasi, penting untuk tetap berpegang pada harapan dan keyakinan, serta mencari jalan keluar yang benar-benar membebaskan, bukan sekadar perubahan sementara. Ayat ini, dengan segala kepedihannya, menjadi fondasi bagi harapan yang lebih besar yang akan terwujud melalui 10 tulah dan akhirnya pelepasan yang ajaib.