"Oleh sebab itu, sekarang perintahkanlah dan kumpulkanlah segala ternakmu dan segala yang ada padamu di padang; karena setiap orang atau hewan yang ditemukan di padang dan tidak dibawa ke dalam rumah akan mati, apabila hujan batu turun atas mereka."
Ayat ini, yang berasal dari Kitab Keluaran pasal 9 ayat 19, merupakan bagian dari serangkaian tulah yang Allah datangkan atas Mesir untuk memaksa Firaun melepaskan bangsa Israel dari perbudakan. Tulah kesembilan yang akan datang adalah hujan batu yang dahsyat.
Perikop ini bukanlah sekadar kisah tentang malapetaka ilahi, melainkan sebuah pesan yang mendalam tentang keadilan, kedaulatan, dan kasih Allah. Allah, melalui Musa, memberikan peringatan yang sangat spesifik dan jelas kepada bangsa Mesir. Perintah untuk mengumpulkan ternak dan segala sesuatu yang ada di padang ke dalam rumah bukanlah tindakan sewenang-wenang. Ini adalah wujud dari anugerah dan kesempatan yang diberikan oleh Allah.
Perlu dicatat, peringatan ini diberikan bukan hanya kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa Mesir. Allah menunjukkan belas kasihan dengan memberikan kesempatan bagi siapa saja yang mau mendengarkan dan taat untuk melindungi diri dan harta benda mereka dari bencana yang akan datang. Ini menunjukkan bahwa meskipun Allah berkuasa untuk mendatangkan penghukuman, Dia juga berkehendak agar semua orang selamat dan kembali kepada-Nya. Kedaulatan-Nya tidak menghilangkan kebebasan memilih manusia untuk merespons firman-Nya.
Keluaran 9:19 mengajarkan kita sebuah prinsip penting: ketaatan terhadap firman Allah mendatangkan perlindungan. Allah tidak pernah mendatangkan bencana tanpa sebab atau tanpa peringatan. Ketika Allah berbicara, ada tujuan di baliknya. Dalam konteks ini, tujuan-Nya adalah untuk menunjukkan kuasa-Nya kepada bangsa Mesir, membebaskan umat-Nya, dan pada saat yang sama, memberi kesempatan bagi bangsa Mesir untuk menyadari kebenaran dan bertobat.
Apa yang dapat kita ambil dari ayat ini dalam kehidupan modern? Pertama, kita harus selalu peka terhadap suara Allah. Allah seringkali berbicara kepada kita melalui firman-Nya, melalui hati nurani, atau melalui peristiwa-peristiwa dalam hidup. Kedua, ketika kita mendengar peringatan atau tuntunan dari Allah, kita harus bertindak dengan cepat dan taat. Menunda-nunda atau mengabaikan firman-Nya bisa berakibat fatal, sama seperti mengabaikan peringatan untuk mengumpulkan ternak dari padang di tengah ancaman hujan batu.
Di sisi lain, ayat ini juga mengingatkan kita tentang perbedaan perlakuan Allah terhadap orang yang taat dan yang tidak taat. Bangsa Israel, yang adalah umat pilihan-Nya, pada umumnya telah diperintahkan untuk diam di rumah mereka. Sementara itu, bangsa Mesir yang mendengarkan peringatan ini akan menemukan perlindungan. Ini menunjukkan bahwa Allah menghargai iman dan ketaatan. Bahkan dalam situasi penghukuman yang akan datang, ada jalan keluar bagi mereka yang mau mencari dan mengikuti.
Pesan dari Keluaran 9:19 adalah pengingat abadi bahwa Allah adalah Allah yang adil, yang memberikan kesempatan, dan yang menyediakan perlindungan bagi mereka yang mendengarkan dan taat kepada-Nya. Ketaatan bukanlah beban, melainkan kunci menuju keselamatan dan kedamaian di tengah badai kehidupan.