Keluaran 9:2

"Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: segeralah lepaskan umat-Ku, supaya mereka beribadah kepada-Ku."

Keluaran 9 2: Kegeraman Allah atas Mesir

Kisah Keluaran dari Mesir adalah salah satu narasi paling fundamental dalam tradisi Yahudi dan Kristen, menceritakan pembebasan umat Israel dari perbudakan di bawah Firaun. Kitab Keluaran, khususnya pasal 9 ayat 2, menyoroti momen krusial di mana Allah melalui Musa menyampaikan firman-Nya dengan tegas kepada Firaun. Ayat ini bukan sekadar permintaan, melainkan sebuah perintah ilahi yang menyertai ancaman hukuman yang lebih berat jika tidak dipatuhi.

Firaun telah berulang kali menolak untuk membiarkan bangsa Israel pergi, meskipun Mesir telah dilanda berbagai tulah mengerikan. Setiap kali Firaun berjanji untuk melepaskan mereka, hatinya kembali mengeras dan ia menarik kembali keputusannya. Keterikatan Firaun pada kekuasaannya dan penolakannya untuk mengakui kedaulatan Allah telah membawa Mesir ke jurang kehancuran yang semakin dalam. Allah, dalam kasih dan kesetiaan-Nya kepada umat perjanjian-Nya, terus berusaha membebaskan mereka.

"Lepaskan umat-Ku, supaya mereka beribadah kepada-Ku."

(Ilustrasi abstrak yang menggambarkan pesan ilahi dan keteguhan hati)

Ayat ini, "Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: segeralah lepaskan umat-Ku, supaya mereka beribadah kepada-Ku," adalah inti dari tuntutan Allah. Kata "segeralah" menunjukkan urgensi dan ketidak sabaran ilahi terhadap penolakan Firaun yang terus-menerus. Allah tidak hanya menginginkan kebebasan fisik bagi umat-Nya, tetapi juga kebebasan spiritual agar mereka dapat memenuhi tujuan penciptaan mereka, yaitu beribadah kepada-Nya. Ibadah adalah inti dari hubungan antara Allah dan umat-Nya, sebuah pengakuan atas kedaulatan-Nya dan ekspresi kasih serta kesetiaan.

Penolakan Firaun bukan hanya merugikan bangsa Israel, tetapi juga menentang Allah sendiri. Allah membiarkan tulah-tulah terjadi untuk menunjukkan kuasa-Nya kepada bangsa Mesir dan kepada seluruh dunia. Melalui pengalaman ini, bangsa Israel juga diajar untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah, bukan kepada kekuatan Firaun atau Mesir. Mereka belajar arti kebebasan yang sesungguhnya, yaitu kebebasan untuk mengikuti kehendak Allah dan hidup dalam persekutuan dengan-Nya.

Dalam konteks yang lebih luas, Keluaran 9:2 mengingatkan kita akan kuasa Allah yang tak terbantahkan dan keteguhan-Nya dalam memelihara janji-Nya. Ia adalah Allah yang mendengar seruan umat-Nya dan bertindak untuk membebaskan mereka dari penindasan. Permintaan untuk beribadah menunjukkan bahwa kebebasan sejati terwujud dalam hubungan yang benar dengan Sang Pencipta. Penolakan terhadap perintah-Nya selalu membawa konsekuensi, baik bagi individu maupun masyarakat.

Kisah ini menjadi sumber inspirasi dan pengharapan bagi banyak orang yang menghadapi berbagai bentuk penindasan sepanjang sejarah. Pesan kebebasan dan panggilan untuk beribadah tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya kedaulatan Allah dalam kehidupan kita dan kerinduan-Nya agar kita hidup sebagai umat yang kudus dan mengasihi-Nya.