"Sebab ia termasuk bergolongan dengan kami dan mendapat bagian dalam pelayanan ini."
Ayat dari Kitab Kisah Para Rasul 1:17 ini memberikan kita sebuah jendela untuk memahami bagaimana para rasul memandang satu sama lain dan pentingnya peran setiap individu dalam misi besar yang dipercayakan kepada mereka. Kata-kata ini diucapkan dalam konteks pemilihan pengganti Yudas Iskariot, salah satu dari dua belas rasul asli yang telah mengkhianati Yesus dan kemudian mengakhiri hidupnya. Para murid yang tersisa merasa perlu untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Yudas agar genap kembali menjadi dua belas orang, sesuai dengan simbolisme yang kuat dalam Perjanjian Lama dan ajaran Yesus sendiri.
Pernyataan "Sebab ia termasuk bergolongan dengan kami dan mendapat bagian dalam pelayanan ini" menekankan dua aspek krusial: kebersamaan dan partisipasi dalam tugas ilahi. Pertama, kata "bergolongan dengan kami" menunjukkan bahwa para rasul melihat diri mereka sebagai sebuah kesatuan, sebuah kelompok yang dipilih dan dipanggil untuk tujuan yang sama. Kehilangan satu anggota, seperti Yudas, bukan hanya kerugian individu, tetapi juga sebuah pukulan bagi keutuhan kelompok. Oleh karena itu, penggantian yang cermat menjadi sangat penting. Mereka tidak sembarangan memilih, melainkan mencari seseorang yang memiliki kedekatan dan kesamaan pengalaman dengan mereka.
Kedua, frasa "mendapat bagian dalam pelayanan ini" menyoroti sifat pelayanan para rasul. Pelayanan mereka bukanlah sekadar tugas biasa, melainkan sebuah misi suci yang diamanatkan langsung oleh Yesus Kristus. Pelayanan ini meliputi menyaksikan kebangkitan-Nya, memberitakan Injil ke seluruh dunia, dan menjadi saksi Kristus hingga ke ujung bumi. Siapa pun yang akan menggantikan Yudas haruslah orang yang telah mengikuti Yesus sejak awal, mulai dari pelayanan-Nya di Galilea hingga kematian dan kebangkitan-Nya. Hal ini memastikan bahwa kesaksian mereka otentik dan memiliki otoritas.
Pemilihan Matias sebagai pengganti Yudas (seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya) menunjukkan bahwa mereka menaati instruksi Yesus dan mengandalkan pimpinan Roh Kudus. Mereka berdoa memohon petunjuk Tuhan untuk menentukan siapa yang dipilih-Nya. Ini adalah gambaran luar biasa tentang bagaimana iman dan kepercayaan pada rencana Tuhan menjadi pondasi utama dalam menjalankan tugas pelayanan.
Kisah Rasul 1:17 mengajarkan kita nilai kebersamaan dalam pelayanan. Dalam gereja dan komunitas rohani mana pun, penting untuk menyadari bahwa kita adalah bagian dari satu tubuh. Setiap orang memiliki perannya masing-masing, dan kontribusi setiap anggota berharga. Kita dipanggil untuk saling mendukung, mengisi kekosongan, dan bersama-sama melaksanakan tugas yang Tuhan berikan. Pelayanan ini adalah sebuah kehormatan dan tanggung jawab besar, yang memerlukan kesetiaan, dedikasi, dan kesaksian hidup yang konsisten, sebagaimana yang ditunjukkan oleh para rasul awal dalam menghadapi tantangan dan kesulitan pasca-kenaikan Yesus. Semangat kesaksian dan kebersamaan inilah yang menjadi fondasi gereja mula-mula dan terus menginspirasi umat Kristiani hingga kini.