"Tetapi dengan isyarat tangan ia menyuruh mereka diam, lalu ia menceritakan bagaimana Tuhan telah membawa dia ke luar dari penjara. Katanya: "Berilah tahu Yakobus dan saudara-saudara yang lain akan hal ini." Lalu pergilah ia dari situ."
Pertolongan yang tak terduga datang dari Sang Pencipta.
Kisah yang tercatat dalam Kisah Para Rasul pasal 12 ini merupakan salah satu narasi yang paling dramatis dan menginspirasi dalam Perjanjian Baru. Ayat ke-17 khususnya menyoroti momen setelah Petrus dibebaskan dari penjara oleh intervensi ilahi yang luar biasa. Kebebasan Petrus bukanlah hasil dari rencana manusia yang cermat atau keberuntungan semata, melainkan bukti nyata dari kuasa dan campur tangan Tuhan dalam kehidupan para hamba-Nya.
Sebelum peristiwa ini, Rasul Petrus ditangkap oleh Raja Herodes Agrippa I. Herodes, yang ingin menyenangkan hati orang Yahudi, memerintahkan agar Petrus dipenjara dan dijaga dengan ketat. Ia bahkan memerintahkan empat regu tentara untuk menjaga Petrus, menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dirasakan terhadap kehidupan Petrus. Situasi ini terasa begitu genting, bahkan jemaat berdoa tanpa henti agar Tuhan meluputkan Petrus.
Dalam kegelapan penjara, dikelilingi oleh penjaga dan rantai, Petrus mungkin merasa putus asa. Namun, ketika Tuhan berkehendak, tidak ada tembok yang terlalu tinggi, tidak ada penjaga yang terlalu banyak, dan tidak ada rantai yang terlalu kuat. Malam sebelum persidangan yang seharusnya berujung pada kematiannya, seorang malaikat Tuhan hadir di selnya. Cahaya ilahi memenuhi penjara, dan malaikat itu membangunkan Petrus, melepas belenggunya, dan menyuruhnya untuk mengenakan pakaiannya serta mengikutinya keluar.
Petrus sendiri awalnya tidak percaya bahwa ia benar-benar telah dibebaskan. Ia mengira sedang bermimpi. Namun, setelah benar-benar berada di luar tembok penjara dan menyadari kenyataan kebebasannya, ia segera mengerti bahwa ini adalah perbuatan Tuhan. Alih-alih mencari perlindungan pribadi atau merayakan kebebasannya secara berlebihan, fokus Petrus langsung tertuju pada penyebaran kabar baik dan penguatan saudara-saudaranya seiman.
Ayat 17 adalah puncak dari keajaiban ini. Petrus, yang baru saja lolos dari maut, tidak berdiam diri. Ia segera mencari cara untuk memberitahukan apa yang telah terjadi. Keputusannya untuk pergi menemui Yakobus, pemimpin jemaat di Yerusalem, dan para saudara lainnya menunjukkan sifatnya yang rendah hati dan fokusnya pada tugas pelayanannya. Ia ingin mereka mengetahui bahwa doa mereka telah dijawab dan bahwa Tuhan telah menunjukkan kuasa-Nya dengan luar biasa. Dengan isyarat tangan, ia menyuruh mereka diam, kemungkinan untuk menghindari kepanikan atau ketidakpercayaan awal, sebelum menceritakan bagaimana Tuhan telah menyelamatkannya.
Kisah ini memberikan pelajaran yang berharga bagi kita. Pertama, ini adalah pengingat akan kuasa Tuhan yang tak terbatas. Ia dapat bertindak dalam situasi yang paling mustahil sekalipun. Kedua, ini menunjukkan pentingnya doa yang gigih dan iman yang teguh. Jemaat yang terus-menerus berdoa menjadi bagian penting dari peristiwa penyelamatan ini. Ketiga, ini menekankan pentingnya tidak menyimpang dari tugas pelayanan kita, bahkan setelah mengalami kesulitan besar. Petrus, meskipun baru saja mengalami pengalaman yang luar biasa, segera kembali ke tugasnya, mengabarkan kebenaran dan menguatkan orang lain. Kisah Rasul 12:17 adalah bukti yang membangkitkan semangat bahwa pertolongan ilahi selalu tersedia bagi mereka yang percaya.