Kisah Rasul 12:8 - Pelarian Ilahi Petrus

"Dan rasul itu berkata kepadanya: 'Pakailah ikat pinggangmu dan sandalkan kasutmu.' Maka demikianlah dilakukannya. Dan ia berkata kepadanya: 'Selubungi dirimu dengan jubahmu dan ikutilah aku.'"

Kisah para rasul pasal 12 mencatat sebuah momen dramatis yang melibatkan Rasul Petrus. Di bawah pemerintahan Raja Herodes Agripa I, gereja mula-mula di Yerusalem menghadapi penganiayaan yang semakin hebat. Herodes, yang ingin menyenangkan hati orang Yahudi, menangkap beberapa orang dari jemaat dan salah satunya adalah Yakobus, saudara Yohanes, yang dibunuhnya dengan pedang.

Melihat bahwa hal ini berkenan kepada orang Yahudi, Herodes pun melanjutkan tindakannya dengan menangkap Petrus. Namun, untuk mencegah Petrus melarikan diri atau diselamatkan oleh pengikutnya, ia memerintahkan agar Petrus dipenjarakan dan dijaga sangat ketat. Empat regu prajurit (masing-masing empat orang) ditugaskan untuk menjaga Petrus di empat penjuru sel penjara, dengan rantai ganda yang mengikatnya. Ini menunjukkan betapa besarnya ancaman yang dirasakan Herodes terhadap Petrus dan pergerakan Kekristenan.

Dalam kondisi yang tampak mustahil ini, kisah Alkitab menceritakan bahwa jemaat terus berdoa dengan tekun untuk Petrus. Doa yang tulus dan tak henti-hentinya ini menjadi kunci dari peristiwa luar biasa yang akan terjadi. Doa jemaat terdengar oleh Tuhan dan jawabannya pun datang dalam bentuk campur tangan ilahi yang spektakuler.

Pada malam sebelum Petrus dijadwalkan untuk diadili dan kemungkinan dihukum mati, ia sedang tertidur di antara dua prajurit, dengan rantai terpasang pada kedua tangannya. Tiba-tiba, malaikat Tuhan hadir dalam penjara. Cahaya yang terang menyinari sel dan malaikat itu membangunkan Petrus, menepuk bahunya, dan memerintahkannya untuk bangkit.

Perintah malaikat yang tercatat dalam Kisah Rasul 12:8 ini adalah instruksi praktis yang diberikan dalam situasi darurat. "Pakailah ikat pinggangmu dan sandalkan kasutmu," ujar malaikat itu. Ini adalah langkah-langkah persiapan yang cepat dan efisien. Kemudian, malaikat melanjutkan, "Selubungi dirimu dengan jubahmu dan ikutilah aku." Seluruh perintah ini menunjukkan bahwa meskipun situasinya luar biasa, Petrus harus bertindak dengan cepat dan kooperatif.

Petrus, yang masih dalam keadaan setengah sadar dan mungkin belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi, hanya mengikuti arahan malaikat. Rantai-rantai yang mengikatnya terlepas dengan sendirinya. Mereka berjalan melewati regu penjaga pertama, kedua, dan akhirnya sampai ke gerbang besi yang menuju kota. Ajaibnya, gerbang itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka.

Kisah ini bukan hanya sekadar narasi tentang pelarian fisik. Ia adalah pengingat kuat akan kuasa doa yang dijawab Tuhan, perlindungan-Nya atas umat-Nya di tengah penganiayaan, dan cara-Nya bekerja melalui cara-cara yang tidak terduga. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil, bahkan ketika manusia melihat tembok dan rantai yang tak dapat ditembus.

Setelah berhasil meloloskan diri, malaikat itu meninggalkan Petrus. Petrus pun sadar sepenuhnya akan apa yang telah terjadi dan ia menuju rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut Markus, tempat banyak orang berkumpul dan berdoa. Pengalaman luar biasa ini menegaskan iman para rasul dan jemaat awal, serta menunjukkan bahwa Tuhan selalu bersama mereka, terutama dalam masa-masa sulit.