"Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kisah Para Rasul 13:30)
Ayat dalam Kisah Para Rasul 13:30 ini memiliki bobot teologis yang luar biasa. Ini adalah salah satu pernyataan paling jelas dan ringkas tentang inti dari iman Kristen: kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Paulus, dalam salah satu khotbahnya yang terekam, menyoroti fakta historis dan keilahian dari peristiwa yang mengubah segalanya ini.
Kisah yang terbentang dalam pasal 13 dari Kitab Para Rasul menceritakan perjalanan misionaris pertama Paulus dan Barnabas. Mereka pergi ke Antiokhia di Pisidia, sebuah kota penting di Asia Kecil. Di sana, mereka diundang untuk berbicara di rumah ibadat pada hari Sabat. Paulus, dengan penuh keyakinan, memulai penjelasannya tentang rencana keselamatan Allah, dimulai dari janji-janji-Nya kepada bangsa Israel, lalu menunjuk kepada Yesus sebagai penggenapan janji tersebut.
Paulus mengingatkan hadirin tentang pelayanan Yohanes Pembaptis, yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Ia kemudian menjelaskan tentang kehidupan, kematian, dan yang paling krusial, kebangkitan Yesus. Ketika Paulus mencapai titik ini, ia menyatakan dengan tegas: "Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati." Pernyataan ini bukan sekadar kesaksian, melainkan fondasi dari seluruh pewartaan Injil.
Kebangkitan Yesus bukanlah sekadar peristiwa fisik; itu adalah bukti definitif bahwa Yesus adalah Anak Allah yang benar. Itu menunjukkan bahwa kematian telah dikalahkan dan bahwa pengorbanan-Nya di kayu salib telah diterima oleh Bapa. Tanpa kebangkitan, iman orang percaya akan sia-sia, seperti yang dikatakan Paulus dalam suratnya yang lain (1 Korintus 15:14). Kisah Rasul 13:30 menegaskan bahwa Allah sendiri yang bertindak untuk membangkitkan Putra-Nya, menunjukkan otoritas dan kuasa-Nya yang tertinggi atas maut.
Khotbah Paulus di Antiokhia ini menghasilkan respons yang beragam. Banyak orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah mengikuti perkataan Paulus dan Barnabas. Namun, penolakan juga datang dari pemimpin agama Yahudi yang iri hati dan terancam oleh ajaran tentang Yesus sebagai Mesias yang telah bangkit. Peristiwa ini menunjukkan dinamika awal penyebaran Kekristenan: tawaran keselamatan melalui kebangkitan Kristus selalu disambut dengan iman oleh sebagian orang, sementara yang lain menolaknya karena alasan yang berbeda-beda.
Inti dari ayat ini adalah penekanan pada agen kebangkitan: "Allah". Ini bukan usaha manusia atau kebetulan. Ini adalah intervensi ilahi yang menegaskan kebenaran Yesus. Kebangkitan-Nya memberikan harapan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya, menjanjikan kehidupan kekal dan pengampunan dosa. Kisah Rasul 13:30 berdiri sebagai mercusuar kebenaran di tengah ajaran-ajaran lain, mengundang kita untuk merenungkan kembali arti mendalam dari iman kita pada Yesus Kristus yang telah bangkit.