Kisah Rasul 13:50: Pengusiran yang Memicu Pertumbuhan

"Tetapi orang Yahudi membangkitkan penganiayaan terhadap Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu." (Kisah Para Rasul 13:50)

Perjalanan

Simbol perjalanan dan tantangan dalam penyebaran Injil.

Ayat ini mencatat sebuah momen penting dalam pelayanan Barnabas dan Saulus (yang kemudian dikenal sebagai Paulus). Setelah mereka memberitakan Injil di Antiokhia di Pisidia dan banyak orang Yahudi serta orang bukan Yahudi menerima kabar baik tersebut, timbul reaksi yang kuat dari sebagian orang Yahudi yang tidak percaya. Ketidaksetujuan mereka tidak hanya berhenti pada perdebatan, tetapi berujung pada penganiayaan dan pengusiran. Ini adalah momen yang penuh tantangan, namun justru di sinilah kita melihat kekuatan iman dan bagaimana kesulitan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan.

Pengalaman diusir bukanlah hal yang asing bagi para rasul. Yesus sendiri telah memperingatkan murid-murid-Nya bahwa mereka akan dianiaya dan dibenci karena nama-Nya. Namun, alih-alih menjadi akhir dari pelayanan mereka, pengusiran ini justru membuka babak baru. Para rasul tidak larut dalam keputusasaan atau kemarahan. Sebaliknya, mereka merespons dengan cara yang mencerminkan keyakinan mereka pada mandat ilahi. Mereka menggelengkan debu kaki mereka sebagai tanda kesaksian terhadap mereka yang menolak, sebuah tindakan simbolis yang menunjukkan bahwa mereka telah melakukan tugas mereka dan kini bergerak maju.

Kisah Rasul 13:50 adalah pengingat bahwa penyebaran Injil seringkali datang dengan resistensi. Tidak semua orang akan menerima pesan keselamatan. Akan ada penolakan, kesalahpahaman, bahkan permusuhan. Namun, keberanian para rasul untuk terus maju, meskipun dihadapkan pada pengusiran, menunjukkan bahwa iman mereka berakar kuat. Mereka tidak membiarkan permusuhan menghentikan misi mereka. Justru sebaliknya, pengusiran dari Antiokhia membuat mereka bergerak ke Ikonium, tempat di mana mereka kembali membawa pesan Injil, dan sekali lagi, banyak orang percaya.

Kisah ini mengajarkan kita tentang ketekunan dalam menghadapi kesulitan. Ketika kita mengalami penolakan atau tantangan dalam upaya kita untuk berbuat baik atau menyebarkan kebenaran, kita dapat belajar dari para rasul. Pengusiran mereka bukan berarti kegagalan, melainkan transisi menuju wilayah pelayanan yang baru. Pengalaman pahit ini tidak mematahkan semangat mereka, melainkan memampukan mereka untuk menjangkau lebih banyak orang lagi. Ayat ini menjadi bukti bahwa iman yang teguh mampu mengubah rintangan menjadi peluang.

Lebih lanjut, pengusiran ini menandakan pergeseran strategis dalam misi apostolik. Dengan ditolak oleh sebagian besar komunitas Yahudi di Antiokhia, para rasul semakin memfokuskan diri pada penginjilan kepada bangsa-bangsa lain. Ini adalah bukti bagaimana Tuhan dapat menggunakan bahkan situasi yang paling sulit untuk mengarahkan langkah umat-Nya kepada tujuan yang lebih besar. Kisah Rasul 13:50 bukan hanya tentang penolakan, tetapi tentang keberanian untuk bangkit kembali, bergerak maju, dan terus mewujudkan amanat agung, meskipun diadang oleh badai penolakan. Pertumbuhan rohani seringkali dibentuk di tengah-tengah perjuangan.