Kisah Rasul 14:13

"Lalu orang banyak itu, yang melihat apa yang telah dilakukan Paulus, berseru dengan suara keras: "Dewata-dewata menyerupai manusia telah turun kepada kita." "

A A

Kisah Rasul 14:13 membawa kita pada momen luar biasa di kota Listra, sebuah kota kecil di Asia Minor. Setelah pengalaman yang penuh dengan mukjizat dan pelayanan yang gigih, Rasul Paulus dan Barnabas menyaksikan reaksi yang mengejutkan dari penduduk setempat. Kejadian ini menggambarkan kekuatan Injil dan bagaimana pesan yang sama dapat diterima dengan cara yang sangat berbeda oleh audiens yang berbeda.

Konteks Kisah Para Rasul 14:13

Paulus dan Barnabas sedang dalam perjalanan misi mereka, memberitakan kabar baik tentang Yesus Kristus. Di Listra, mereka bertemu dengan seorang pria yang lumpuh sejak lahir. Dengan kuasa ilahi, Paulus memerintahkan pria itu untuk berdiri, dan seketika itu juga pria tersebut sembuh dan mulai berjalan. Mukjizat ini begitu nyata dan dramatis sehingga tidak dapat disangkal oleh siapa pun yang menyaksikannya.

Reaksi Penduduk Listra

Penduduk Listra, yang menyaksikan kesembuhan ajaib itu, diliputi oleh kekaguman dan keheranan. Dalam budaya mereka yang sarat dengan kepercayaan politeistik dan kisah-kisah tentang dewa-dewi yang turun ke bumi dalam wujud manusia, mereka tidak dapat memahami fenomena ini sebagai pekerjaan Allah yang satu dan benar. Sebaliknya, pikiran mereka langsung tertuju pada keyakinan lama mereka.

Ayat 13 dengan jelas menyatakan bahwa mereka berseru dengan suara keras, "Dewata-dewata menyerupai manusia telah turun kepada kita." Mereka mengidentifikasi Paulus sebagai Hermes (dewa pembawa pesan) dan Barnabas sebagai Zeus (raja para dewa). Ini adalah reaksi yang tidak hanya didasarkan pada kekaguman terhadap mukjizat, tetapi juga pada ketakutan dan keinginan untuk menyenangkan apa yang mereka anggap sebagai makhluk ilahi.

Peserta Persembahan

Bahkan lebih lanjut, ayat-ayat berikutnya dalam Kisah Rasul 14 menjelaskan bahwa para imam Zeus, yang tinggal di dekat kota, segera ingin mempersembahkan korban persembahan kepada Paulus dan Barnabas. Mereka membawa lembu jantan dan karangan bunga untuk melakukan ritual tersebut. Ini menunjukkan betapa kuatnya keyakinan penduduk Listra saat itu dan bagaimana mukjizat itu dengan cepat diterjemahkan ke dalam kerangka kepercayaan mereka.

Pelajaran dari Kejadian Ini

Kejadian di Listra ini memberikan beberapa pelajaran penting. Pertama, ini menunjukkan otoritas dan kuasa Allah yang bekerja melalui hamba-Nya, Paulus dan Barnabas. Mukjizat kesembuhan adalah tanda yang kuat dari kebenaran Injil. Kedua, ini menyoroti bagaimana latar belakang budaya dan keyakinan seseorang dapat sangat mempengaruhi cara mereka memahami pesan ilahi. Penduduk Listra, dengan latar belakang politeistik mereka, menafsirkan mukjizat tersebut melalui lensa kepercayaan mereka.

Paulus dan Barnabas, meskipun awalnya mungkin terkejut atau bahkan sedikit terkesan oleh penghormatan yang mereka terima, segera menyadari kesalahpahaman yang terjadi. Mereka berusaha keras untuk meluruskan kebenaran dan mengarahkan penduduk Listra kepada Allah yang benar, bukan kepada penyembahan berhala. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya pemahaman yang benar tentang siapa Allah itu dan bagaimana kita menanggapi tindakan-Nya dalam hidup kita.