Kisah Rasul 18:11: Ajaran Berlanjut di Korintus

"Dan Ia tinggal di sana satu tahun enam bulan lamanya serta mengajarkan ajaran Allah di tengah-tengah mereka."

Ayat ini, yang terdapat dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal 18 ayat 11, memberikan gambaran ringkas namun signifikan tentang periode krusial dalam pelayanan Rasul Paulus. Setelah mengalami penolakan di Tesalonika dan Berea, Paulus menemukan tempat berlabuh yang lebih stabil di kota Korintus, sebuah pusat perdagangan dan budaya yang ramai di Yunani. Periode ini menjadi bukti nyata ketekunan dan dedikasi Paulus dalam menyebarkan Injil, bahkan di tengah tantangan dan kompleksitas sosial kota besar.

Korintus adalah kota yang terkenal dengan kekayaan, kemewahan, dan juga moralitasnya yang longgar. Keberadaan Paulus di sana bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari strategi misi yang lebih luas untuk menjangkau berbagai kalangan. Di sinilah Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila, pasangan Yahudi yang juga baru datang dari Roma karena perintah Kaisar Klaudius untuk mengusir orang Yahudi. Mereka memiliki keahlian yang sama dengan Paulus, yaitu membuat tenda, sehingga mereka dapat bekerja sama dan tinggal bersama.

Frasa "satu tahun enam bulan lamanya" menyoroti komitmen Paulus untuk membangun jemaat yang kokoh. Ini bukan sekadar kunjungan singkat, melainkan sebuah penanaman yang mendalam. Selama periode ini, Paulus tidak hanya berkhotbah, tetapi juga secara aktif "mengajarkan ajaran Allah". Ini mencakup tidak hanya pengajaran doktrinal, tetapi juga pembentukan karakter, panduan moral, dan dukungan spiritual bagi para pengikut Kristus yang baru. Kualitas pengajaran ini sangat penting untuk kelangsungan dan pertumbuhan gereja di masa depan.

Kisah Para Rasul 18:11 Ajaran Berlanjut di Korintus
Ilustrasi visual kutipan Kisah Para Rasul 18:11 tentang pelayanan di Korintus.

Dampak dan Tantangan di Korintus

Kehadiran Paulus dan ajaran yang ia sampaikan mulai membuahkan hasil. Banyak penduduk Korintus yang mendengar kabar dan memberi diri diubah oleh Tuhan, termasuk Titius Yustus, seorang penyembah Allah, dan Krispus, kepala rumah ibadat. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari tantangan. Alkitab mencatat adanya perlawanan dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, bahkan sampai ada kerusuhan di sinagoge.

Namun, Tuhan memberikan peneguhan kepada Paulus dalam penglihatan pada malam hari. Tuhan berfirman, "Jangan takut, tetapi teruslah berbicara dan janganlah engkau berdiam diri; sebab Aku menyertai engkau, dan tidak ada seorang pun yang akan menyerang dan mendatangkan celaka kepadamu, sebab banyak umat-Ku dalam kota ini." Firman ini memberikan kekuatan baru bagi Paulus untuk melanjutkan pelayanannya, menegaskan bahwa meskipun ada oposisi, kehadiran Tuhan menjamin perlindungan dan keberhasilan rohani.

Periode pelayanan Paulus di Korintus selama satu tahun enam bulan ini bukan hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga sebuah teladan tentang pentingnya ketekunan dalam pengajaran, keberanian dalam menghadapi penolakan, dan keyakinan pada penyertaan Tuhan. Pengajaran yang mendalam dan berkesinambungan, seperti yang dilakukan Paulus, merupakan fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan iman dan pembentukan jemaat yang dewasa dalam Kristus.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa misi penginjilan seringkali membutuhkan waktu, kesabaran, dan dedikasi yang tulus. Berkat pengajaran yang teguh dan kesaksian yang hidup, jemaat di Korintus berkembang menjadi salah satu pusat penting dalam gereja mula-mula, bahkan menjadi sasaran surat-surat Paulus yang kaya akan pengajaran teologis dan pastoral.