Ilustrasi sederhana pertemuan di sebuah rumah berdekatan dengan rumah ibadat di Korintus.
Kisah Para Rasul pasal 18 mencatat salah satu periode pelayanan Rasul Paulus yang sangat penting dan produktif, yaitu ketika ia berada di kota Korintus. Korintus adalah sebuah kota metropolitan yang ramai, pusat perdagangan, dan memiliki reputasi yang kurang baik karena gaya hidupnya yang hedonistik dan amoral. Di tengah keramaian dan tantangan spiritual yang besar inilah, Tuhan bekerja melalui hamba-Nya.
Ayat ketujuh dari pasal 18 ini menandai sebuah perpindahan yang signifikan. Setelah sebelumnya Paulus melayani di rumah ibadat, menghadapi penolakan dari sebagian orang Yahudi, ia kemudian memutuskan untuk berpindah tempat. Keputusan ini bukanlah sebuah tanda keputusasaan, melainkan sebuah respons yang bijaksana dan diinspirasikan oleh Roh Kudus. Ia tidak berdiam diri, tetapi mencari tempat baru di mana ia dapat terus memberitakan Injil.
Tempat baru yang dituju Paulus adalah rumah Titius Yustus. Siapakah Titius Yustus ini? Kitab Suci menggambarkannya sebagai seorang "penyembah Allah." Istilah ini biasanya merujuk pada orang-orang bukan Yahudi yang tertarik pada agama Yahudi, mengagungkan Tuhan Israel, dan mungkin sudah meninggalkan penyembahan berhala. Mereka seringkali mengikuti sebagian hukum Taurat dan menghadiri rumah ibadat. Kehadiran Titius Yustus yang demikian menunjukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus sudah mendahului kedatangan Paulus di Korintus, mempersiapkan hati sebagian orang untuk menerima kebenaran.
Lokasi rumah Titius Yustus juga sangat strategis, yaitu "berdekatan dengan rumah ibadat." Ini menunjukkan bahwa Paulus, meskipun tidak lagi berkhotbah di rumah ibadat itu sendiri, masih berada di lingkungan yang akrab bagi orang-orang yang mencari Tuhan, terutama orang Yahudi dan para penyembah Allah. Kedekatan ini memfasilitasi interaksi dan undangan yang lebih mudah.
Di rumah Titius Yustus inilah, Paulus kemudian melanjutkan pelayanannya. Rumah tersebut menjadi semacam "gereja rumah" sementara, tempat ia bisa mengajarkan Firman Tuhan dengan lebih leluasa kepada jemaat yang mulai bertumbuh. Keberadaan Titius Yustus dan rumahnya yang dijadikan tempat pelayanan menjadi berkat besar bagi Paulus dan bagi orang-orang lain yang kemudian percaya kepada Kristus.
Keputusan Rasul Paulus untuk berpindah tempat pelayanan dan penerimaan Titius Yustus yang tulus memberikan gambaran tentang bagaimana Injil menyebar, seringkali melalui pertemuan-pertemuan sederhana di rumah-rumah, dan bagaimana Tuhan mempersiapkan hati manusia untuk menyambut kabar baik.
Pelayanan Paulus di Korintus, yang dimulai dari tempat ini, terbukti sangat berhasil. Ia tinggal di sana selama setahun enam bulan, mengajarkan firman Allah kepada mereka. Kota Korintus yang terkenal dengan kebobrokan moralnya justru menjadi tempat di mana banyak orang diubah oleh Injil Kristus. Ini adalah bukti nyata kuasa Injil untuk mengubah kehidupan, bahkan di lingkungan yang paling menantang sekalipun. Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Roh Kudus dapat memakai siapa saja dan di mana saja untuk memajukan Kerajaan-Nya.