Dalam kitab Yosua pasal 23, kita menemukan sebuah pesan yang sangat krusial dan mendalam yang disampaikan oleh Yosua, seorang pemimpin besar umat Israel, kepada bangsanya sebelum ia wafat. Pesan ini bukan sekadar nasihat biasa, melainkan sebuah peringatan keras dari Tuhan yang disampaikan melalui hamba-Nya. Ayat 12 dari pasal ini, khususnya, menyoroti bahaya yang mengintai ketika umat Tuhan mulai bergaul secara bebas dan tanpa batas dengan bangsa-bangsa lain yang memiliki kebiasaan dan kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran ilahi.
Yosua secara gamblang memperingatkan tentang dua hal utama yang bisa menjadi jebakan: pernikahan antar-umat dan pergaulan yang terlalu erat. Frasa "kawin-mengawin dengan mereka" dan "bergaul dengan mereka, begitu pula mereka bergaul dengan kamu" mengindikasikan sebuah interaksi yang tidak lagi sekadar bertetangga, tetapi telah merambah ke dalam ranah yang lebih intim dan saling mempengaruhi. Ketika batas-batas spiritual dan moral mulai kabur karena pergaulan yang tidak terkontrol, konsekuensinya akan sangat merusak.
Bahaya Pergaulan yang Merusak
Peringatan Yosua ini memiliki landasan yang kuat dalam pengalaman umat Israel sebelumnya. Mereka telah berulang kali jatuh ke dalam penyembahan berhala dan praktik-praktik yang tidak berkenan di hadapan Tuhan akibat pengaruh bangsa-bangsa Kanaan yang mereka tinggali. Tuhan telah begitu sabar dan setia memberikan kemenangan, mengusir musuh-musuh mereka, dan memberikan tanah perjanjian yang melimpah. Namun, semua itu bisa menjadi sia-sia jika mereka mengabaikan perintah-Nya.
Dalam ayat 23:12, Yosua menekankan bahwa Tuhan tidak akan lagi "menghalau bangsa-bangsa itu dari hadapanmu." Ini bukan berarti Tuhan meninggalkan umat-Nya, melainkan bahwa umat-Nya sendiri yang memilih untuk membuka pintu bagi pengaruh negatif. Bangsa-bangsa yang seharusnya disingkirkan akan menjadi "jerat dan perangkap," "cambuk pada lambungmu," dan "duri di matamu." Metafora ini menggambarkan betapa menyakitkan dan merusaknya dampak dari pergaulan yang tidak bijak. Kemerdekaan dan berkat yang telah dianugerahkan Tuhan akan terancam hilang.
Relevansi untuk Masa Kini
Pesan Yosua 23:12 tidak hanya berlaku untuk bangsa Israel kuno. Prinsip ini tetap sangat relevan bagi orang percaya di zaman modern. Di era globalisasi, di mana informasi dan budaya dari berbagai penjuru dunia mudah diakses, kita juga dihadapkan pada berbagai pengaruh yang bisa jadi bertentangan dengan nilai-nilai kekristenan. Media sosial, hiburan, lingkungan kerja, bahkan pertemanan, semuanya bisa menjadi "bangsa-bangsa" yang menawarkan cara hidup dan pandangan dunia yang berbeda.
Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam memilih pergaulan kita. Bukan berarti kita harus menarik diri dari dunia sama sekali, tetapi kita harus menjaga hati dan pikiran kita. Kita perlu membedakan mana yang membangun dan mana yang merusak iman kita. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak lengah, untuk terus waspada terhadap "jerat dan perangkap" yang mungkin datang dalam bentuk yang halus sekalipun. Menjaga kekudusan dan kekonsistenan dalam hubungan kita dengan Tuhan adalah kunci agar kita tidak tersandung dan tetap menikmati berkat-Nya.
Peringatan Yosua adalah panggilan untuk integritas iman. Ia mendorong kita untuk menempatkan Tuhan di atas segalanya, untuk menghargai hubungan kita dengan-Nya lebih dari kenyamanan atau kesenangan sesaat yang bisa datang dari pergaulan yang tidak sehat. Dengan hikmat dan bimbingan Roh Kudus, kita dapat menavigasi dunia ini tanpa terjerumus, menjaga diri tetap murni, dan terus berjalan dalam rencana serta berkat Tuhan.