Kisah Para Rasul 2:40

"Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi kesaksian dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.""

Ayat yang kita renungkan hari ini, Kisah Para Rasul 2:40, membawa kita pada sebuah momen krusial dalam sejarah gereja mula-mula. Setelah khotbah Pentakosta yang luar biasa oleh Rasul Petrus, ribuan orang bertobat dan menerima Kristus. Namun, pekerjaan penyebaran Injil tidak berhenti di situ. Ayat ini menggambarkan kelanjutan dari pelayanan Petrus yang penuh semangat. Ia tidak hanya berhenti pada penyampaian kebenaran, tetapi juga mengiringinya dengan peringatan dan dorongan yang kuat.

Petrus menyadari bahwa perubahan hati yang terjadi pada hari itu harus diwujudkan dalam kehidupan yang baru. Kata-kata "dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi kesaksian dan menasihati mereka" menunjukkan kedalaman dan kesungguhan dalam penyampaian pesan. Ini bukan sekadar pidato singkat, melainkan sebuah dialog yang mendalam, penjelasan yang lebih rinci, dan peneguhan yang berulang-ulang. Tujuannya jelas: agar setiap pendengar benar-benar memahami implikasi dari iman yang baru mereka terima.

Bagian yang paling menonjol dari nasihat Petrus adalah seruannya, "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." Frasa "angkatan yang jahat" merujuk pada lingkungan, budaya, dan gaya hidup yang menolak Allah dan ajaran-Nya. Di zaman itu, Yudea sedang berada dalam situasi sosial dan politik yang penuh ketegangan, di mana pengaruh kejahatan dan kesesatan terasa sangat kuat. Petrus mengajak para pendengar untuk memisahkan diri dari arus negatif tersebut. Ini adalah panggilan untuk pertobatan yang sejati, yang bukan hanya berarti menerima Kristus, tetapi juga meninggalkan cara hidup lama yang penuh dosa dan kebejatan.

Kisah rasul rasul 2:40 ini mengajarkan kita bahwa iman yang menyelamatkan adalah iman yang dinamis dan transformatif. Kesaksian yang efektif bukan hanya tentang menyampaikan fakta, tetapi juga tentang memberi dampak. Petrus tidak ragu untuk berbicara terus terang, menantang orang-orang untuk membuat pilihan yang tegas. Ia menasihati mereka untuk secara aktif "memberi diri" diselamatkan. Ini menekankan peran aktif individu dalam proses keselamatan. Kita tidak hanya pasif menerima, tetapi kita juga harus merespons dengan sukarela dan komitmen.

Dalam konteks kehidupan kita saat ini, nasihat Petrus masih sangat relevan. Dunia modern pun dipenuhi dengan "angkatan yang jahat" dalam berbagai bentuknya: materialisme berlebihan, kebohongan, ketidakadilan, dan berbagai godaan yang merusak. Kita dipanggil untuk tidak terbawa arus, melainkan untuk menjadi agen perubahan yang positif. Kesaksian kita, baik melalui perkataan maupun perbuatan, harus menjadi terang yang membedakan kita dari kegelapan.

Kisah rasul rasul 2:40 mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Ia membutuhkan kewaspadaan, ketekunan, dan kesediaan untuk terus menerus menyeuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Dengan meneladani semangat Petrus, mari kita terus memberikan kesaksian yang hidup, menasihati sesama, dan berani memisahkan diri dari segala sesuatu yang bertentangan dengan firman Tuhan, demi hidup dalam kerajaan-Nya yang mulia.