Kisah Para Rasul 20:10

Dan Paulus turun ke bawah. Sambil menjatuhkan diri ke atasnya, ia memeluknya dan berkata: "Janganlah kuatir, sebab nyawanya ada padanya."

Ilustrasi kebangkitan Eutikhus yang diangkat oleh Paulus. "Nyawanya Ada Padanya" E P

Konteks Kejadian

Kisah ini terjadi di kota Troas saat Rasul Paulus melakukan perjalanan misinya. Diceritakan dalam Kisah Para Rasul pasal 20, Paulus sedang memberikan khotbah yang panjang, bahkan sampai larut malam, di sebuah ruangan loteng tempat mereka berkumpul. Banyak orang hadir, dan perhatian mereka terfokus pada ajaran Paulus. Di tengah suasana khidmat tersebut, seorang pemuda bernama Eutikhus, yang duduk di jendela, tak mampu menahan rasa kantuk yang berat. Mungkin karena lelah, larutnya malam, atau lamanya khotbah, Eutikhus akhirnya tertidur lelap.

Peristiwa Tragis dan Intervensi Ilahi

Dalam tidurnya yang tak disadarinya, Eutikhus terjatuh dari jendela loteng ke halaman di bawah. Suasana khidmat seketika berubah menjadi kepanikan dan kesedihan. Orang-orang segera berlari ke bawah untuk menolong, dan mereka menemukan pemuda itu telah tewas. Kabar mengenai kejadian tragis ini sampai kepada Paulus. Namun, alih-alih ikut tenggelam dalam kesedihan atau keputusasaan, Paulus menunjukkan respons yang luar biasa.

Kisah Rasul 20:10 - Momen Kebangkitan

Ayat yang menjadi inti cerita ini adalah bagaimana Paulus bertindak. Ia tidak hanya menenangkan orang banyak, tetapi ia turun ke bawah. Ayat 10 mencatat, "Dan Paulus turun ke bawah. Sambil menjatuhkan diri ke atasnya, ia memeluknya dan berkata: 'Janganlah kuatir, sebab nyawanya ada padanya.'" Tindakan Paulus ini menunjukkan keyakinannya akan kuasa Allah yang bekerja melalui dirinya. Dengan memeluk Eutikhus dan mengucapkan kata-kata penuh keyakinan, Paulus berdoa kepada Allah. Dan keajaiban pun terjadi. Eutikhus hidup kembali!

Makna dan Pelajaran

Kisah kebangkitan Eutikhus adalah salah satu dari banyak mukjizat yang dicatat dalam Alkitab sebagai bukti kuasa Allah dan pelayanan para rasul-Nya. Kejadian ini bukan hanya sekadar sebuah peristiwa dramatis, tetapi juga memiliki makna teologis yang mendalam. Pertama, ini menekankan pentingnya iman dan doa. Paulus, melalui imannya kepada Allah, mampu membawa kehidupan kembali kepada Eutikhus.

Kedua, kisah ini mengajarkan tentang belas kasih dan kepedulian. Meskipun situasi begitu mengerikan, Paulus menunjukkan empati dan ketenangan. Ia tidak membiarkan kepanikan menguasai, melainkan bertindak dengan kasih untuk memulihkan Eutikhus. Ketiga, ini adalah pengingat akan kebesaran kuasa Allah yang mampu mengatasi maut. Di tengah kerapuhan manusia dan kenyataan kematian, ada harapan akan kehidupan melalui kuasa Ilahi.

Kisah Rasul 20:10 menjadi saksi bisu tentang bagaimana Allah bekerja melalui hamba-hamba-Nya untuk membawa pemulihan, harapan, dan kebangkitan. Peristiwa ini terus menginspirasi umat beriman untuk percaya pada kuasa kebangkitan yang dijanjikan, bahkan di tengah kesulitan dan kesedihan hidup.