Dalam catatan sejarah gereja awal yang tertuang dalam Kitab Kisah Para Rasul, terdapat satu ayat yang menyoroti keberadaan perempuan-perempuan yang dianugerahi karunia ilahi. Kisah Rasul 21:9 secara ringkas memperkenalkan kita pada sosok Filipus, seorang penginjil yang setia, dan keluarganya. Di antara anggota keluarganya, ada empat orang anak perempuan yang memiliki keistimewaan unik: mereka masih perawan dan dianugerahi kemampuan untuk bernubuat. Keberadaan mereka menjadi bukti bahwa Tuhan tidak membatasi karunia-Nya hanya pada satu jenis kelamin atau status sosial tertentu.
Figur Filipus sendiri sudah dikenal luas sebagai salah satu dari tujuh diaken pertama yang melayani jemaat di Yerusalem. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang penuh iman dan Roh Kudus, yang terbukti dari pelayanannya dalam memberitakan Injil kepada sida-sida Etiopia. Namun, ayat ini mengalihkan fokus kita kepada generasi selanjutnya dalam keluarganya, yaitu anak-anak perempuannya. Fakta bahwa mereka masih perawan menunjukkan bahwa anugerah nubuat ini datang bahkan dalam masa muda dan kesucian mereka, mempersiapkan mereka untuk pelayanan atau setidaknya untuk menjadi saluran pesan Tuhan.
Kemampuan bernubuat pada masa itu bukanlah sekadar ramalan masa depan. Nubuat dalam konteks Alkitab seringkali merujuk pada penyampaian pesan dari Tuhan, memberikan nasihat, peringatan, penghiburan, atau pengajaran yang mendalam. Ini adalah karunia rohani yang diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun jemaat dan meneguhkan iman orang percaya. Kehadiran empat anak perempuan yang bernubuat dalam satu keluarga di bawah satu atap adalah sebuah pemandangan yang luar biasa dan sarat makna. Ini mengindikasikan sebuah lingkungan keluarga yang saleh, di mana iman ditanamkan dan karunia-karunia rohani dapat bertumbuh.
Peristiwa ini terjadi saat Paulus melakukan perjalanannya yang terakhir ke Yerusalem. Kunjungan Paulus ke Kaisarea, tempat Filipus tinggal, menjadi titik pertemuan penting. Di rumah Filipus inilah Paulus dan rombongannya disambut, dan di sanalah ia kemungkinan besar berinteraksi dengan keempat anak perempuan yang bernubuat tersebut. Nubuat mereka mungkin telah memberikan semacam peringatan atau wawasan ilahi mengenai apa yang akan dihadapi Paulus di Yerusalem, yang ternyata memang penuh dengan tantangan dan bahaya.
Kisah Rasul 21:9 mengajarkan banyak hal kepada kita. Pertama, ini adalah pengingat akan kesetaraan di hadapan Tuhan dalam hal menerima karunia rohani. Kedua, ini menegaskan pentingnya keluarga sebagai tempat di mana iman dapat dipupuk dan di mana anggota keluarga dapat bertumbuh dalam karunia yang diberikan Tuhan. Ketiga, ini menunjukkan bahwa Tuhan dapat menggunakan siapa saja, termasuk perempuan muda yang masih perawan, untuk menyampaikan pesan-Nya dan membangun kerajaan-Nya. Empat anak perempuan nabi Filipus ini menjadi teladan bagaimana anugerah ilahi dapat berdiam dan bekerja melalui individu-individu yang dipanggil-Nya, membawa terang dan kebenaran bagi dunia di sekitarnya. Keberadaan mereka memberikan warna yang unik dan penuh harapan dalam narasi Injil.