Kisah Para Rasul pasal 28 mencatat salah satu babak penting dalam perjalanan kerasulan Rasul Paulus. Setelah mengalami badai hebat dan terdampar di Pulau Malta, rombongan Paulus akhirnya melanjutkan perjalanan mereka. Ayat ke-13 dari pasal ini, "Dari situ kami berlayar, setelah terapung-apung dari sana, kami sampai di Regium. Sehari kemudian angin selatan bertiup, dan dalam dua hari kami sampai di Puteoli," memberikan gambaran geografis dan naratif tentang bagaimana mereka tiba di daratan Italia.
Perjalanan dari Malta bukanlah perjalanan yang mulus. Mereka harus berjuang melawan kondisi laut yang mungkin masih belum stabil setelah badai. Frasa "setelah terapung-apung dari sana" menyiratkan ketidakpastian dan kesulitan yang mereka hadapi selama berlayar. Namun, ketekunan dan iman mereka membawa mereka mencapai Regium, sebuah kota pelabuhan di ujung selatan Italia. Ini merupakan sebuah pencapaian penting, menandakan bahwa mereka telah berhasil keluar dari isolasi pulau dan kembali ke jalur pelayaran yang dikenal.
Keberhasilan mencapai Regium memberikan harapan baru. Ayat tersebut kemudian melanjutkan dengan menyebutkan bahwa "Sehari kemudian angin selatan bertiup". Angin selatan pada musim yang tepat bisa menjadi berkah bagi para pelaut, memungkinkan kapal bergerak lebih cepat dan efisien. Hal ini menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja bahkan melalui kondisi alam untuk menopang misi-Nya. Dengan dukungan angin yang baik, perjalanan mereka menjadi lebih cepat dan lebih pasti.
Puncak dari perjalanan singkat namun signifikan ini adalah kedatangan mereka di Puteoli. Puteoli, yang sekarang dikenal sebagai Pozzuoli, adalah sebuah pelabuhan penting di Teluk Napoli, salah satu pelabuhan tersibuk di Italia pada masa Kekaisaran Romawi. Kedatangan di Puteoli menandakan bahwa Paulus dan rekan-rekannya telah tiba di tanah Italia, tempat tujuan akhir perjalanan mereka yang penuh bahaya ini. Dari Puteoli, mereka akan melanjutkan perjalanan darat menuju Roma, di mana Paulus akan menghadapi pengadilan dan melanjutkan pelayanannya.
Kisah ini mengajarkan kita tentang ketahanan di tengah kesulitan. Meskipun badai dan terdampar, Paulus dan kawan-kawannya tidak menyerah. Mereka terus maju, memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan. Ayat ini, meskipun singkat, mengandung narasi tentang perjuangan, harapan, dan penyertaan Tuhan dalam setiap langkah perjalanan hidup, bahkan dalam misi-misi yang paling sulit sekalipun. Kedatangan di Puteoli bukan hanya akhir dari sebuah pelayaran, tetapi awal dari babak baru dalam pelayanan Paulus di Roma, yang membawa Injil kepada pusat kekuasaan dunia pada masa itu.