Kisah Rasul 28:17 - Perjalanan Paulus

"Sesudah tiga hari ia memanggil orang-orang terkemuka dari kaum Yahudi di Yerusalem. Ketika mereka datang, berkatalah Paulus kepada mereka: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan hukum bangsa kita atau adat istiadat nenek moyang kita, aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan ke tangan bangsa Roma."
Simbol Perjalanan dan Kebebasan

Kisah Para Rasul pasal 28, ayat 17, membuka sebuah babak penting dalam perjalanan pelayanan Rasul Paulus. Ayat ini menandai dimulainya pembicaraan Paulus dengan para pemimpin Yahudi di Roma, setelah ia tiba di kota kekaisaran itu sebagai tawanan. Meskipun dalam kondisi terikat dan dibawa oleh penjaga Roma, semangat dan fokus Paulus terhadap penyebaran Injil tidak pernah padam.

Frasa "Sesudah tiga hari ia memanggil orang-orang terkemuka dari kaum Yahudi di Yerusalem" menunjukkan bahwa meskipun Paulus berada di Roma, ia segera mengambil inisiatif untuk menjangkau komunitas Yahudi di sana. Ini adalah bukti ketekunan dan prioritasnya dalam melayani, bahkan di tengah situasi yang sulit. Ia tidak membiarkan statusnya sebagai tahanan menghalanginya untuk bersaksi.

Pernyataan Paulus, "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan hukum bangsa kita atau adat istiadat nenek moyang kita, aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan ke tangan bangsa Roma," adalah kunci untuk memahami konteks penangkapannya. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak melakukan pelanggaran terhadap hukum Taurat atau tradisi Yahudi. Penangkapan dan penyerahannya kepada otoritas Romawi adalah hasil dari kesalahpahaman, kecurigaan, dan mungkin juga agitasi dari pihak-pihak tertentu di Yerusalem yang menentang pemberitaannya tentang Yesus.

Hal ini menunjukkan bahwa misi Paulus selalu berada dalam kerangka ketaatan kepada Tuhan dan pengenalan akan kebenaran-Nya, bukan untuk memberontak terhadap hukum atau adat istiadat yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Ia dibawa ke Roma karena adanya tuduhan, namun ia sendiri merasa tidak bersalah menurut standar hukum dan kebiasaan bangsanya.

Kisah ini juga menyoroti strategi pelayanan Paulus. Ia selalu berusaha menjangkau orang Yahudi terlebih dahulu, karena mereka adalah bangsa pilihan yang pertama kali menerima janji Allah. Dengan berbicara kepada para pemimpin Yahudi, Paulus membuka jalan untuk menjelaskan imannya dan memberitakan Injil Kristus. Meskipun ia harus membela diri, tujuan utamanya tetaplah menyampaikan Kabar Baik.

Perjalanan Paulus ke Roma bukanlah akhir dari pelayanannya, melainkan babak baru yang memungkinkan Injil menjangkau pusat kekuasaan dunia saat itu. Ayat ini memberikan gambaran awal tentang bagaimana Paulus memanfaatkan setiap kesempatan, bahkan dalam keadaan yang paling tidak menguntungkan sekalipun, untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Tekadnya untuk terus melayani, di tengah cobaan dan tantangan, menjadi teladan yang menginspirasi bagi umat Kristen sepanjang masa. Pengalamannya di Roma, yang dimulai dengan percakapan ini, akhirnya membawanya pada pelayanan yang luas di ibu kota kekaisaran Romawi, memperluas jangkauan Injil lebih jauh lagi.