Ayat ini dari Kisah Para Rasul membuka sebuah jendela ke dalam aktivitas para rasul di awal gereja. Ini bukan sekadar catatan historis, melainkan sebuah pengingat akan kuasa ilahi yang bekerja melalui hamba-hamba Tuhan. Di Yerusalem, kota yang menjadi saksi banyak peristiwa penting dalam sejarah keselamatan, para rasul tidak hanya mengajarkan Firman, tetapi juga menjadi saluran bagi tanda-tanda dan mujizat yang luar biasa.
Setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga, para rasul ditinggalkan dengan mandat besar: untuk menjadi saksi-Nya hingga ke ujung bumi. Namun, mereka tidak dibiarkan lemah atau tidak berdaya. Sebaliknya, Roh Kudus dicurahkan atas mereka, memberikan keberanian, hikmat, dan yang terpenting, kuasa untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Tanda-tanda dan mujizat yang mereka perbuat bukanlah untuk kemuliaan diri sendiri, melainkan untuk meneguhkan pesan Injil, menguatkan iman orang percaya, dan menarik perhatian orang-orang yang belum mengenal Kristus.
Perhatikan bahwa ayat tersebut menyebutkan bahwa tanda-tanda dan mujizat itu dibuat "oleh tangan rasul-rasul itu". Ini menunjukkan keterlibatan langsung mereka, bukan sekadar menyaksikan peristiwa. Mereka menjadi agen aktif dari kuasa Tuhan. Bayangkan apa artinya ini bagi orang-orang pada masa itu. Di tengah masyarakat yang mungkin skeptis atau membutuhkan bukti nyata, kehadiran para rasul membawa dampak yang tidak terbantahkan. Orang sakit disembuhkan, orang lumpuh berjalan, bahkan orang mati dibangkitkan. Peristiwa-peristiwa ini bukan sekadar kebetulan, melainkan manifestasi kuasa Allah yang memperkuat kesaksian para rasul bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Kisah Para Rasul 5:12 memberikan gambaran bahwa tanda-tanda dan mujizat ini juga terjadi "di antara orang banyak". Ini menyiratkan bahwa mujizat-mujizat tersebut disaksikan oleh banyak orang, sehingga tidak mungkin untuk disangkal atau diabaikan. Hal ini berfungsi untuk membangun reputasi gereja mula-mula sebagai gerakan yang memiliki otoritas ilahi, yang didukung oleh bukti-bukti nyata dari kuasa Allah.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat ini mengajarkan kita bahwa kuasa Allah tidak terbatas pada masa lalu. Meskipun cara kerja dan manifestasinya mungkin berbeda seiring waktu, prinsipnya tetap sama: Tuhan bekerja melalui umat-Nya untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan menggenapi kehendak-Nya. Kisah para rasul ini menginspirasi kita untuk terus percaya pada kuasa Tuhan yang dapat bekerja dalam kehidupan kita, memberdayakan kita untuk menjadi saksi-Nya di dunia.
Kita diingatkan bahwa tanda-tanda dan mujizat bukan hanya tentang hal-hal yang spektakuler. Terkadang, mujizat terbesar adalah perubahan hati, pemulihan hubungan, atau ketenangan di tengah badai. Namun, Kisah Para Rasul 5:12 secara khusus menyoroti manifestasi kuasa yang nyata dan terlihat. Ini adalah bukti iman yang aktif dan kehadiran Tuhan yang bekerja secara transformatif di dunia. Kehidupan para rasul, yang penuh dengan tanda-tanda dan mujizat, terus menjadi sumber dorongan bagi umat percaya sepanjang zaman.