Lukas 18:39 - Permohonan Orang Buta

"Lalu katanya: 'Bapa, aku mau supaya aku dapat melihat!'

Kisah dalam Lukas 18:35-43 menceritakan tentang seorang pengemis buta yang berseru-berseru kepada Yesus. Peristiwa ini terjadi saat Yesus mendekati Yerikho. Orang buta ini, yang tidak disebutkan namanya dalam Alkitab, mendengar keramaian dan bertanya apa yang sedang terjadi. Ia diberitahu bahwa Yesus dari Nazaret sedang lewat.

Mendengar nama Yesus, hatinya tergerak oleh harapan yang luar biasa. Dalam keputusasaan yang mendalam akibat kebutaannya, ia melihat Yesus sebagai satu-satunya kemungkinan untuk pemulihan. Tanpa ragu, ia mulai berseru dengan suara keras, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Seruan ini diulanginya berkali-kali, menunjukkan urgensi dan keteguhan imannya.

Orang-orang di sekitarnya berusaha membungkamnya, menyuruhnya diam. Namun, seruan yang putus asa itu justru semakin kuat. Ini adalah momen krusial di mana ketekunan dan iman sang pengemis buta diuji. Ia tidak peduli dengan tatapan atau teguran orang lain; fokusnya hanya tertuju pada Yesus. Baginya, kesempatan untuk mendapatkan kembali penglihatannya adalah segalanya.

Yesus, yang mendengar seruannya, berhenti. Ia memerintahkan agar orang buta itu dibawa kepada-Nya. Ketika orang-orang mendatanginya dan memberitahunya bahwa Yesus memanggilnya, ia bangkit dan datang kepada Yesus. Ini adalah titik balik yang luar biasa. Dari posisi terpinggirkan dan tak berdaya, ia kini dihadapkan langsung dengan sumber harapan terbesarnya.

Pertanyaan Yesus kepada orang buta itu sangatlah sederhana namun mendalam: "Apa yang engkau ingin Aku perbuat bagimu?" Pertanyaan ini bukan karena Yesus tidak tahu, tetapi untuk menegaskan dan memperjelas apa yang diinginkan oleh orang yang meminta. Bagi orang buta, jawabannya pun sangat jelas dan lugas: "Bapa, aku mau supaya aku dapat melihat!"

Kata "Bapa" yang diucapkannya menunjukkan kedekatan dan pengakuan. Ia tidak hanya melihat Yesus sebagai penyembuh, tetapi sebagai sumber kasih dan pemeliharaan ilahi. Permohonan ini bukan sekadar permintaan untuk mengembalikan indra penglihatan, tetapi sebuah permohonan untuk mengalami kembali dunia, untuk merasakan kebebasan dari kegelapan, dan untuk bisa menjalani hidup dengan normal. Permohonan ini sederhana namun penuh makna, mencerminkan kerinduan terdalam hati manusia akan pemulihan dan keutuhan.

Yesus kemudian berkata kepadanya, "Jadilah demikian, imanmu telah menyelamatkan engkau." Seketika itu juga, ia dapat melihat dan mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Peristiwa ini bukan hanya mukjizat penyembuhan fisik, tetapi juga bukti kekuatan iman yang luar biasa. Iman orang buta ini, yang terwujud dalam seruan tekun dan permohonan yang tulus, menjadi kunci pemulihan totalnya. Kisah ini mengingatkan kita bahwa di hadapan Yesus, tidak ada permohonan yang terlalu kecil atau harapan yang terlalu jauh. Dengan iman, kita bisa berseru kepada-Nya dan mengalami perubahan yang menyelamatkan.

👁️

Simbol pemulihan penglihatan