Lukas 20:14 - Kasih dan Pengampunan Kristus

"Tetapi ketika tuan itu melihat anak itu, ia bergirang, lalu merangkulnya serta mencium dia."

Kegembiraan menyambut kembali

Ayat Lukas 20:14, meskipun merupakan kutipan dari perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus, membawa pesan yang sangat dalam dan relevan bagi kehidupan rohani kita. Perumpamaan ini bercerita tentang seorang pemilik kebun anggur yang menyewakan kebunnya kepada orang-orang tertentu. Ketika tiba waktunya untuk memanen hasil, ia mengutus hamba-hambanya untuk mengambil bagiannya. Namun, orang-orang yang menyewa kebun itu malah menganiaya dan membunuh para hamba yang diutus. Puncaknya, ketika pemilik kebun mengutus anaknya yang dikasihi, mereka bersepakat untuk membunuhnya agar warisan kebun menjadi milik mereka.

Kutipan "Tetapi ketika tuan itu melihat anak itu, ia bergirang, lalu merangkulnya serta mencium dia," seringkali ditafsirkan sebagai gambaran hati Allah Bapa terhadap umat-Nya, terutama setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Alih-alih membalas kesakitan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh anak-anak-Nya, Allah justru menunjukkan kasih yang tak terbatas. Dalam konteks Injil Lukas, perumpamaan ini mengarah pada penolakan Yesus oleh para pemimpin agama Yahudi, yang pada akhirnya mengarah pada penyaliban-Nya. Namun, kebangkitan-Nya yang mulia menunjukkan kemenangan atas kematian dan dosa, sebuah bukti nyata dari kasih dan rencana penyelamatan Allah.

Apa yang dapat kita pelajari dari ayat ini? Pertama, gambaran kasih seorang tuan yang tetap mengasihi anaknya meskipun mengetahui rencana jahat yang akan menimpanya. Ini mencerminkan kasih Allah yang tak bersyarat kepada manusia, yang bahkan rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal demi menebus dosa kita (Yohanes 3:16). Kasih ini bukan sekadar emosi, tetapi tindakan nyata yang penuh pengorbanan.

Kedua, kegembiraan dan sambutan hangat yang diberikan kepada sang anak ketika ia bertemu dengan tuan. Ini dapat diartikan sebagai gambaran bagaimana Allah menyambut kembali setiap orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya. Melalui Yesus Kristus, pintu pengampunan dan rekonsiliasi terbuka lebar. Lukas 15, dengan perumpamaan anak yang hilang, domba yang hilang, dan dirham yang hilang, sangat jelas menggambarkan sukacita Allah ketika seorang berdosa bertobat.

Ayat Lukas 20:14 mengajarkan kita tentang kedalaman kasih Allah dan kesediaan-Nya untuk mengampuni. Ia tidak menginginkan kebinasaan kita, melainkan agar kita beroleh hidup dan berkelimpahan. Mari kita renungkan betapa berharganya kasih ilahi ini dan bagaimana kita dapat membalasnya dengan hidup dalam ketaatan dan kasih kepada sesama, sebagaimana Kristus telah menunjukkan teladan-Nya kepada kita. Kegembiraan Allah ketika melihat umat-Nya mendekat adalah sumber kekuatan dan pengharapan terbesar kita.