Lukas 22:11 - Perjamuan Terakhir dan Makna Mendalam

"Dan Ia berkata kepada mereka: "Pergilah kamu, sediakanlah bagi Kami Paskah itu."
Persiapan Paskah

Simbol visual perjamuan yang penuh makna.

Ayat Lukas 22:11 membawa kita kembali ke momen krusial dalam kehidupan Yesus Kristus: Perjamuan Terakhir. Dalam kalimat yang ringkas, Yesus menginstruksikan murid-murid-Nya untuk bersiap menyelenggarakan Paskah. Perintah ini bukan sekadar permintaan logistik biasa, melainkan sebuah titik tolak menuju peristiwa penebusan yang paling signifikan dalam sejarah keselamatan manusia.

Paskah, dalam tradisi Yahudi, adalah perayaan peringatan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Perayaan ini sarat dengan simbolisme, mengingatkan akan pertolongan ilahi dan perjanjian baru yang dijalin antara Allah dan umat-Nya. Ketika Yesus memerintahkan penyediaan Paskah ini, Ia menggarisbawahi bahwa perayaan yang akan mereka lakukan memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar mengenang masa lalu. Ini adalah preamble bagi penggenapan Paskah itu sendiri melalui pengorbanan-Nya.

Perintah Yesus untuk mempersiapkan Paskah menunjukkan kesadaran-Nya akan apa yang akan terjadi. Ia tahu bahwa Ia akan segera menyerahkan diri-Nya sebagai 'Anak Domba Paskah' yang sesungguhnya. Berbeda dengan domba Paskah pada umumnya yang darahnya hanya melindungi rumah-rumah orang Israel dari malaikat maut, darah Yesus akan menjadi meterai perjanjian baru yang menebus dosa seluruh umat manusia. Persiapan yang diminta oleh Yesus kepada murid-murid-Nya adalah persiapan untuk sebuah perjamuan yang akan mengubah segalanya.

Proses persiapan Paskah ini biasanya melibatkan banyak hal: membersihkan rumah dari segala ragi, menyembelih anak domba, mempersiapkan roti tidak beragi, serta berbagai macam rempah dan sayuran pahit. Setiap elemen memiliki arti pentingnya sendiri, menceritakan kisah tentang kebebasan, kesengsaraan, dan harapan. Dengan meminta murid-murid-Nya melakukan persiapan ini, Yesus sedang mengarahkan fokus mereka pada makna spiritual dari perayaan tersebut, mempersiapkan hati mereka untuk menerima kebenaran yang lebih besar yang akan Dia ungkapkan melalui tindakan-Nya pada malam itu.

Perjamuan Terakhir bukan hanya sekadar makan malam biasa. Ia adalah fondasi dari sakramen Perjamuan Kudus atau Komuni dalam kekristenan. Melalui roti yang dipecah dan anggur yang dibagikan, Yesus mengabadikan memorial pengorbanan-Nya. Roti melambangkan tubuh-Nya yang akan dicurahkan, dan anggur melambangkan darah-Nya yang akan tertumpah untuk pengampunan dosa. Perintah dalam Lukas 22:11 adalah titik awal dari penginstitusian makna baru dari perayaan Paskah, yang berpindah dari pembebasan fisik di Mesir menuju pembebasan spiritual dari dosa melalui Kristus.

Memahami Lukas 22:11 berarti memahami bahwa setiap tindakan Yesus memiliki tujuan yang ilahi. Perintah sederhana untuk mempersiapkan Paskah adalah undangan bagi kita untuk merenungkan betapa besar kasih dan rencana keselamatan Allah. Ini adalah ajakan untuk memeriksa hati kita, membersihkan diri dari 'ragi' dosa, dan siap menyambut berkat perjanjian baru yang telah Dia sediakan melalui hidup, mati, dan kebangkitan-Nya. Perjamuan Terakhir, yang dimulai dengan perintah ini, terus menjadi sumber kekuatan, pengampunan, dan harapan bagi umat percaya hingga kini.