Pengampunan
Simbolisasi pengampunan melalui warna cerah dan bentuk yang mengalir.

Imamat 4:25 - Pengampunan Dosa Melalui Persembahan

"Imamat 4:25 (TB) 'Imam harus mengambil sedikit dari darah korban untuk menghapus dosa itu, dan dengan darah itu ia harus mengoleskannya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran, dan sisa darahnya harus dicurahkannya ke bawah mezbah korban bakaran.'"

Kitab Imamat merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang memuat berbagai hukum dan ritual yang berkaitan dengan kekudusan Tuhan dan cara umat-Nya dapat mendekati-Nya. Di dalamnya, kita menemukan sistem persembahan yang kompleks, yang dirancang untuk menutupi dosa umat Israel dan menjaga kesucian mereka di hadapan Allah yang kudus. Ayat Imamat 4:25 memberikan gambaran spesifik mengenai salah satu jenis persembahan, yaitu persembahan untuk penghapus dosa. Ayat ini menyoroti aspek penting dari penebusan dosa yang tidak dapat diabaikan: penggunaan darah.

Persembahan yang dijelaskan dalam Imamat 4:25 berkaitan dengan dosa yang dilakukan secara tidak sengaja, yaitu dosa yang bukan merupakan pelanggaran yang disengaja dan pemberontakan terhadap Allah. Namun, bahkan dosa yang tidak disengaja ini pun memiliki konsekuensi yang serius, yaitu memisahkan manusia dari Allah yang kudus. Dalam tradisi Israel, darah memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Darah melambangkan kehidupan, dan oleh karena itu, ia menjadi sarana untuk menebus dosa dan memulihkan hubungan yang rusak. Allah menetapkan bahwa tanpa pencurahan darah, tidak ada pengampunan dosa (Ibrani 9:22).

Perintah kepada imam untuk mengambil sedikit darah korban dan mengoleskannya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran bukanlah tindakan ritualistik semata. Tanduk mezbah diyakini sebagai tempat permohonan ampun dan perlindungan. Dengan mengoleskan darah di sana, dosa tersebut diangkat dan dibawa kepada Allah untuk didamaikan. Ini adalah gambaran profetik tentang pekerjaan Kristus di kayu salib. Darah Kristus, yang dicurahkan secara sempurna untuk menghapus dosa-dosa kita, adalah penggenapan akhir dari semua sistem persembahan dalam Perjanjian Lama.

Sisa darah yang dicurahkan ke bawah mezbah korban bakaran juga memiliki makna penting. Ini menunjukkan bahwa penebusan dosa yang dibawa oleh darah tersebut sempurna dan tuntas. Tidak ada lagi dosa yang tersisa yang perlu ditutupi. Ini adalah janji penebusan yang menyeluruh yang ditawarkan melalui korban yang kudus. Imamat 4:25 mengingatkan kita bahwa dosa selalu memiliki konsekuensi, tetapi Allah, dalam kasih dan rahmat-Nya, menyediakan jalan bagi pengampunan melalui pengorbanan.

Bagi umat percaya di masa kini, ayat ini menjadi pengingat akan kedalaman kasih Allah. Kita tidak lagi perlu membawa korban binatang karena Yesus Kristus telah menjadi Anak Domba Allah yang sempurna, yang mengorbankan diri-Nya sekali untuk selamanya demi pengampunan dosa kita. Darah-Nya yang kudus telah mencuci kita dari segala dosa, menjadikan kita kudus di hadapan Allah. Memahami Imamat 4:25 membantu kita menghargai anugerah pengampunan yang telah diberikan kepada kita secara cuma-cuma, dan mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan yang berkenan kepada-Nya.