"Dan lihatlah, roh itu mengguncangkan dia, dan ia berteriak serta mengentak-entakkan giginya, lalu menjadi tawar."
Ayat Lukas 9:39 menggambarkan momen dramatis yang terjadi saat Yesus berusaha menyembuhkan seorang anak laki-laki yang kerasukan roh jahat. Kisah ini, yang juga dapat ditemukan dalam Injil Matius dan Markus, tidak hanya menampilkan kuasa Yesus atas kekuatan gelap, tetapi juga menyoroti pentingnya iman—baik iman orang tua yang membawanya kepada Yesus, maupun iman para murid yang menghadapi keterbatasan mereka.
Dalam konteks narasi ini, seorang ayah datang kepada Yesus dengan permohonan yang mendesak untuk menyembuhkan anaknya. Anak tersebut mengalami penderitaan hebat, seringkali jatuh ke dalam api atau air, disebabkan oleh roh jahat yang telah menguasainya sejak kecil. Penderitaan fisik dan mental yang dialami anak tersebut sangat menyayat hati, dan ayahnya telah berulang kali memohon kepada murid-murid Yesus untuk menyembuhkannya, namun tanpa hasil.
Ketika Yesus turun dari gunung setelah peristiwa transfigurasi-Nya, kerumunan orang menyambut-Nya. Ayah yang putus asa itu segera mendekat, mengungkapkan kesulitannya dan memohon kepada Yesus, "Guru, aku memohon kepada-Mu, pandanglah anakku, sebab ia adalah anak tunggal-Ku. Lihat, roh datang melolong kepadanya, dan tiba-tiba ia berteriak serta mengentak-entakkan giginya, lalu menjadi tawar; dan aku telah memohon kepada murid-murid-Mu supaya mereka mengusirnya, tetapi mereka tidak dapat."
Reaksi Yesus terhadap ketidakmampuan murid-murid-Nya sungguh menggugah. Ia menyebut mereka sebagai "ketidakpercayaan dan bimbang angkatan" (Matius 17:17). Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa kegagalan para murid bukan karena kurangnya kuasa Yesus, tetapi karena kurangnya iman mereka. Mereka belum sepenuhnya memahami dan mengimani otoritas Yesus atas segala sesuatu, termasuk roh-roh jahat.
Ayat Lukas 9:39, dengan penggambaran roh yang "mengguncangkan dia, dan ia berteriak serta mengentak-entakkan giginya, lalu menjadi tawar," secara gamblang memperlihatkan intensitas dan kekejaman pengaruh roh jahat. Situasi ini menjadi ujian berat bagi semua yang terlibat, terutama bagi iman ayah anak tersebut dan para murid yang menyaksikan. Yesus kemudian mendekati anak itu, memerintahkan roh jahat itu keluar, dan menyembuhkannya sepenuhnya. Peristiwa ini menekankan bahwa dengan iman, tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Setelah menyaksikan kegagalan murid-murid-Nya, Yesus memerintahkan agar anak itu dibawa kepada-Nya. Seketika itu juga, ketika melihat Yesus, roh jahat itu membuat anak itu berteriak dan mengentak-entakkan giginya, lalu menjatuhkannya dalam kejang. Namun, Yesus segera membimbing anak itu, memerintahkan roh jahat itu keluar darinya, dan menyembuhkan anak itu, menyerahkannya kembali kepada ayahnya dalam keadaan sehat. Kejadian ini merupakan bukti nyata kuasa ilahi Yesus yang mengatasi segala bentuk penyakit dan kegelapan.
Pelajaran penting dari ayat Lukas 9:39 dan keseluruhan kisah ini adalah tentang sifat iman. Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa pengusiran roh semacam itu hanya dapat terjadi melalui doa dan iman yang teguh. Ini mengajarkan bahwa ada saat-saat ketika masalah dan tantangan dalam hidup kita membutuhkan lebih dari sekadar kekuatan manusiawi; ia memerlukan ketergantungan total pada Tuhan dan keyakinan bahwa Dia sanggup melakukan hal-hal yang melampaui pemahaman kita. Iman yang otentik, seperti yang ditunjukkan oleh ayah anak itu yang meratap, "Aku percaya; tolonglah aku di dalam ketidakpercayaanku!" (Markus 9:24), adalah fondasi untuk mengalami campur tangan ilahi.
Kisah ini terus relevan hingga kini, mengingatkan kita bahwa meskipun kita mungkin menghadapi situasi yang tampaknya mustahil, dengan iman yang tumbuh dan doa yang sungguh-sungguh, kita dapat menyaksikan kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita. Lukas 9:39 bukan hanya catatan peristiwa masa lalu, tetapi sebuah pengingat abadi tentang kuasa penyembuhan Yesus dan kekuatan iman.