Markus 3:26 - Kerajaan yang Terbagi

"Dan jika Iblis bangkit melawan dirinya sendiri dan berbelah, ia tidak dapat bertahan, melainkan ajalnya akan tiba."

Simbol simbol yang terbagi atau berkonflik, menggambarkan perpecahan.

Ayat Markus 3:26 membawa kita pada sebuah gambaran yang sangat kuat mengenai strategi dan kekuatan. Yesus, dalam konteks diskusi-Nya tentang pengusiran setan, menggunakan logika yang sangat mendalam untuk menjelaskan mengapa tindakan-Nya tidak mungkin berasal dari kekuatan jahat itu sendiri. Ia berargumen bahwa jika iblis bangkit melawan dirinya sendiri, jika iblis memecah belah kerajaannya, maka iblis tidak akan bisa bertahan. Ini adalah prinsip universal yang berlaku tidak hanya dalam konteks spiritual, tetapi juga dalam dunia politik, sosial, dan bahkan organisasi sekecil apapun. Sebuah entitas yang terpecah belah dari dalam akan hancur.

Dalam dunia modern, kita sering menyaksikan bagaimana perpecahan internal dapat melumpuhkan sebuah negara, menggagalkan gerakan sosial, atau menghancurkan perusahaan yang tadinya kuat. Ketika para anggotanya tidak lagi memiliki tujuan yang sama, atau ketika terjadi konflik kepentingan yang tidak terselesaikan, fondasi dari entitas tersebut mulai retak. Ayat Markus 3:26 mengajarkan kepada kita bahwa kesatuan adalah sumber kekuatan. Sebaliknya, perpecahan adalah tanda kelemahan yang berujung pada kehancuran.

Penerapan prinsip ini dalam kehidupan pribadi juga sangat penting. Pernahkah kita merasa terjebak dalam konflik batin? Pikiran kita mengatakan satu hal, hati kita mengatakan hal lain, dan keinginan kita bertentangan dengan kewajiban kita. Ketika kita tidak selaras dengan diri kita sendiri, kita akan kehilangan energi, merasa tidak berdaya, dan sulit untuk mencapai tujuan apa pun. Keterpecahan diri ini, seperti kerajaan iblis yang terpecah, akan melemahkan kita dan membuat kita rentan.

Oleh karena itu, memahami ayat Markus 3:26 bukan hanya sekadar membaca sebuah kutipan Alkitab, tetapi mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya kesatuan, integritas, dan strategi yang kokoh. Baik dalam skala besar maupun kecil, sebuah fondasi yang utuh dan tujuan yang selaras adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Sebaliknya, perpecahan hanya akan membawa pada kelemahan dan kehancuran, sebuah kenyataan yang telah ditegaskan ribuan tahun lalu namun tetap relevan hingga kini.