Kisah ajaib yang tercatat dalam Injil Markus pasal 6, ayat 49, menghadirkan gambaran yang kuat tentang kuasa dan identitas Yesus Kristus. Pada malam yang gelap dan bergelombang, para murid Yesus berada di tengah lautan Galilea, berjuang melawan angin yang kencang. Tiba-tiba, di tengah kegelapan dan keputusasaan, mereka melihat sesosok pribadi berjalan di atas air.
Reaksi pertama para murid adalah ketakutan. Bagi mereka, pemandangan yang tidak biasa ini jelas bukan berasal dari dunia yang mereka kenal. Kegelapan, badai, dan sosok yang melintasi permukaan air tanpa tenggelam, semuanya menimbulkan rasa ngeri. Tidak heran mereka "menyangka bahwa Ia hantu, lalu mereka berteriak-teriak." Ketakutan manusiawi yang mendalam terhadap hal yang tidak dapat dijelaskan dan terasa supernatural membuat mereka bereaksi dengan kepanikan.
Namun, Yesus segera mengklarifikasi identitas-Nya. Ayat berikutnya, Markus 6:50, mencatat ucapan-Nya, "Jangan takut, Akulah ini; janganlah kamu takut." Kata-kata ini bukan sekadar penghiburan, tetapi pernyataan otoritas yang mendalam. Yesus tidak hanya menenangkan ketakutan mereka, tetapi juga menegaskan kehadiran-Nya yang ilahi. Dia bukan hantu, bukan ilusi, melainkan pribadi yang sama yang mereka kenal dan ikuti.
Peristiwa ini menyoroti beberapa aspek penting dari pelayanan Yesus. Pertama, ini menunjukkan kuasa-Nya atas alam. Berjalan di atas air adalah sesuatu yang mustahil bagi manusia, namun bagi Yesus, itu adalah demonstrasi sederhana dari kendali-Nya atas hukum-hukum alam. Kedua, ini memperkuat pemahaman para murid tentang siapa Yesus sebenarnya. Meskipun mereka telah menyaksikan banyak mukjizat, peristiwa seperti ini membantu mereka untuk semakin mengerti bahwa Yesus adalah Anak Allah yang berkuasa.
Kisah Markus 6:49 juga relevan bagi kita saat ini. Seringkali dalam hidup, kita menghadapi badai dan kegelapan, situasi yang terasa menakutkan dan di luar kendali kita. Kita mungkin merasa seperti para murid di tengah lautan, kewalahan oleh gelombang masalah dan kekhawatiran. Dalam momen-momen seperti itu, kita mungkin juga merasa seolah-olah ada sesuatu yang "tidak nyata" atau bahkan menakutkan yang sedang terjadi. Namun, sama seperti para murid, kita diingatkan akan janji Kristus: "Jangan takut, Akulah ini."
Pesan ini adalah sumber pengharapan. Di tengah ketidakpastian, Kristus hadir. Dia adalah pemegang kendali, bahkan ketika kita tidak merasakannya. Ketakutan kita terhadap hal yang tidak diketahui atau yang terasa menakutkan dapat diredakan oleh keyakinan pada kehadiran-Nya yang tidak tergoyahkan. Sama seperti Yesus memberikan diri-Nya kepada para murid di tengah badai, Dia juga menawarkan diri-Nya kepada kita hari ini, menjadi jangkar kita di tengah kehidupan yang bergejolak.