Ayat Matius 15:35, "Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di rumput," mungkin terdengar sederhana, namun di dalamnya terkandung makna yang dalam mengenai kepedulian dan pemeliharaan ilahi. Peristiwa ini terjadi setelah Yesus melakukan mukjizat memberi makan ribuan orang dengan sedikit roti dan ikan. Setelah mukjizat yang luar biasa itu, bukannya langsung membubarkan orang banyak, Yesus justru memberikan instruksi yang terlihat sangat umum: menyuruh mereka duduk di rumput.
Perintah ini bukanlah sebuah kebetulan. Ia menunjukkan bagaimana Yesus sebagai Gembala yang baik memperhatikan kebutuhan fisik dan emosional umat-Nya. Setelah mengalami kekaguman dan kehausan spiritual dari ajaran-Nya serta keheranan atas mukjizat-Nya, orang banyak itu mungkin merasa lelah, terharu, dan kewalahan. Yesus, dengan kebijaksanaan ilahi-Nya, memahami bahwa setelah menerima berkat yang luar biasa, mereka membutuhkan waktu untuk beristirahat, memproses pengalaman mereka, dan merasakan kedamaian.
Menyuruh mereka duduk di rumput adalah sebuah tindakan yang menenangkan. Rumput seringkali diasosiasikan dengan ketenangan, kesegaran, dan alam. Ini adalah undangan untuk tidak terburu-buru, untuk menikmati momen, dan untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam kesederhanaan. Ini adalah pengingat bahwa bahkan di tengah pengalaman spiritual yang menggugah, ada ruang untuk kedamaian dan pemulihan. Yesus tidak hanya memberi makan mereka secara fisik, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk merasa nyaman dan aman setelahnya.
Lebih dari sekadar istirahat fisik, perintah untuk duduk ini juga merupakan undangan untuk merenungkan anugerah yang telah mereka terima. Dalam keheningan dan ketenangan, mereka dapat lebih menghargai kebesaran mukjizat yang baru saja mereka saksikan. Ini adalah ajakan untuk tidak hanya melihat Yesus sebagai pemberi makan, tetapi sebagai pribadi yang peduli pada seluruh aspek kehidupan mereka, termasuk kebutuhan untuk istirahat dan refleksi.
Kisah ini mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga: setelah kita menerima berkat, baik itu materiil, spiritual, atau emosional, penting bagi kita untuk mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dan merenungkannya. Terkadang, kita terlalu sibuk mengejar berkat berikutnya sehingga lupa menikmati dan mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan. Yesus mengundang kita untuk berhenti sejenak, "duduk di rumput," dan merasakan kehadiran-Nya yang menenangkan. Ini adalah pengingat bahwa pemeliharaan Tuhan itu lengkap, mencakup kebutuhan kita akan makanan, kedamaian, dan waktu untuk bersyukur.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, kita seringkali lupa pentingnya istirahat. Pesan dari Matius 15:35 ini menjadi pengingat yang kuat untuk melambatkan langkah, menikmati anugerah Tuhan, dan merasakan kedamaian yang Ia tawarkan. Biarlah kita selalu siap untuk "duduk di rumput" ketika Dia mengundang, untuk menikmati berkat kelimpahan dari-Nya.