Matius 16:11 - Waspada Terhadap Ragi Farisi

"Bagaimanakah mungkin kamu tidak mengerti, bahwa bukan roti yang harus Ku-ingatkan kepada kamu? Tetapi waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki."

Simbol daun zaitun melambangkan ajaran yang hidup

Ayat Alkitab Matius 16:11 ini merupakan bagian dari percakapan penting antara Yesus Kristus dengan para murid-Nya. Dalam konteks ini, Yesus baru saja selesai mengajarkan mengenai tanda-tanda zaman dan mengingatkan mereka tentang penyediaan roti yang ajaib. Namun, para murid tampaknya gagal memahami kedalaman maksud perkataan Yesus, terkesan hanya terpaku pada hal-hal fisik dan literal.

Yesus kemudian mengingatkan mereka, "Bagaimanakah mungkin kamu tidak mengerti, bahwa bukan roti yang harus Ku-ingatkan kepada kamu?" Ungkapan ini jelas menunjukkan kekecewaan Yesus terhadap ketidakmampuan para murid untuk menangkap makna rohani dari perkataan-Nya. Mereka masih terfokus pada kebutuhan jasmani, seperti roti yang mereka makan, padahal Yesus sedang membicarakan hal yang lebih fundamental bagi kehidupan spiritual mereka.

Pesan peringatan yang mengikuti, "Tetapi waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki," menjadi inti dari pengajaran pada ayat ini. Ragi, dalam konteks Alkitab, seringkali melambangkan ajaran yang menyebar dan mempengaruhi keseluruhan adonan. Orang Farisi dikenal karena kepatuhan mereka yang kaku terhadap hukum Taurat, namun seringkali disertai dengan kemunafikan dan fokus pada penampilan luar. Sementara itu, orang Saduki cenderung menolak beberapa doktrin penting seperti kebangkitan dan keberadaan roh, yang menunjukkan pemahaman mereka yang terbatas dan materialistis terhadap iman.

Yesus menggunakan metafora ragi untuk memperingatkan para murid agar tidak terpengaruh oleh ajaran dan sikap kedua kelompok agama tersebut. Pengaruh negatif ini bisa merusak kemurnian iman dan pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah. Ajaran yang salah, kemunafikan, kesombongan rohani, atau penolakan terhadap kebenaran ilahi adalah "ragi" yang dapat merusak kehidupan rohani seseorang.

Penting bagi kita untuk merenungkan pesan ini dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia yang penuh dengan berbagai macam informasi dan pandangan, seringkali sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang menyesatkan. Ajaran-ajaran yang datang dari sumber-sumber yang tidak sejalan dengan firman Tuhan bisa masuk secara halus ke dalam pikiran dan hati kita, seperti ragi yang perlahan-lahan mempengaruhi seluruh adonan. Oleh karena itu, kita perlu secara terus-menerus menguji segala sesuatu berdasarkan kebenaran firman Tuhan dan berdoa memohon hikmat agar dapat membedakan ajaran yang sehat dari ajaran yang merusak.

Lebih dari sekadar ajaran, "ragi" ini juga bisa merujuk pada sikap hati. Sikap seperti keangkuhan, prasangka, kemunafikan, atau sikap menghakimi juga dapat merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Yesus ingin agar para murid-Nya memiliki hati yang murni, terbuka terhadap kebenaran, dan rendah hati dalam melayani. Peringatan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga kemurnian iman dan hati kita dari pengaruh-pengaruh yang dapat menjauhkan kita dari kebenaran dan kasih Kristus.